Pengarang
Ramli Utina
Subjek
- Pendidikan
Abstrak
Indonesia memiliki wilayah laut dan pesisir terpanjang, dengan sumberdaya hayati (biodiversity) yang cukup tinggi, serta bahan tambang dan mineral. Kawasan pesisir Indonesia, sekarang dan mendatang menjadi pusat pertumbuhan baru serta tumpuan harapan bagi keberlanjutan pembangunan. Konsentrasi penduduk dalam pemanfaatan sumber daya alam telah bergeser dari wilayah daratan ke wilayah pesisir dan lautan. Hal ini terjadi karena, penduduk yang terus berkembang telah menimbulkan beban terhadap sumber daya alam di daratan. Penduduk, dengan berbagai aktivitasnya memenuhi kebutuhan pangan serta aktivitas sosialnya dapat meningkatkan laju pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungannya. Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali dapat mengancam kelangsungan ekosistem dan sumber daya yang mendukung kehidupan manusia dan pembangunan.
Hutan mangrove, lamun dan terumbu karang adalah sumber daya laut dan pesisir. Ekosisitem ini saling terkait satu sama lain, bahkan dengan perilaku dan aktivitas manusia di dalamnya. Ekosistem mangrove, misalnya, merupakan tempat bertelur bagi jenis udang disamping sebagai penangkal atas endapan lumpur bagi ekosistem terumbu karang dan pang lamun. Di ekosistem terumbu karang, hidup berbagai jeins ikan serta biota laut lainnya yang dibutuhkan manusia. Karena itu kegiatan yang berakibat kerusakan atau perubahan atas salah satu ekosistem tersebut akan memberi dampak terhadap ekosistem lainnya, atau komponen yang membentuk ekosistem.
Aktivitas pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir hendaknya dapat ditekan atau dihindari kegiatan-kegiatan seperti; penebangan hutan mangrove yang tidak terkendali guna pembukaan lahan tambak, reklamasi pantai untuk pembangunan kawasan permukiman dan pariwisata, penangkapan ikan yang melewati kapasitas reproduksinya serta pencemaran oleh limbah industri dan rumah tangga. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, terkandung makna adanya unsur alam dan unsur manusia, yang mana keduanya tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan penduduk dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup dan kegiatan sosialnya diharapkan tidak melampaui kapasitas toleransi sumber daya alam, demikian halnya dengan pengelolaan potensi sumber daya alam pesisir. Kerusakan terumbu karang dan hutan mangrove, misalnya, dapat menyebabkan hilangnya sumber daya perikanan maupun kerusakan bio-fisik daerah pesisir. Dampak selanjutnya dapat berpengaruh pada hasil tangkapan nelayan dan kerusakan daerah permukiman di wilayah pesisir. Untuk itu, kegiatan penduduk dalam mengelola sumber daya alam perlu dibekali dengan
3
pengetahuan tentang lingkungan dan konservasi melalui suatu strategi pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan latar belakang masyarakatnya.
Pendidikan lingkungan dan konservasi sumber daya, bagi masyarakat di wilayah pesisir, diharapkan agar pemanfaatan sumber daya alam pesisir dapat terkendali, keseimbangan ekosistemnya terpelihara serta dapat dilindungi dari kerusakan. Materi pendidikan yang perlu dipertimbangkan adalah pengetahuan prinsip ekologi, etika lingkungan, hubungan manusia dengan sumber daya alam, konservasi sumber daya alam dan lingkungan. Pengetahuan lokal yang berakar dan diperoleh dari pengalaman penduduk beradaptasi dengan lingkungannya merupakan kearifan lokal dalam konservasi sumber daya alam. Ini perlu dipertimbangkan sebagai strategi pendidikan lingkungan berbasis pengetahuan lokal.
Dalam buku ini, pendidikan lingkungan dan konservasi tidak hanya sarat muatan materi dan strategi pendidikan, tetapi juga mengandung pesan moral, empati, peduli serta perilaku suka menolong.
Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman melaksanakan penelitian, kegiatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat pesisir, serta telaah pustaka.
Penerbit
UNG Press
Kontributor
-
Terbit
2008
Tipe Material
-
Right
-
Berkas ini telah didownload sebanyak 8724 kali