Pengarang
Wawan Pembengo
Subjek
- Pertanian
Abstrak
Telah banyak bukti-bukti ilmiah menunjukkan anomali
iklim sudah terjadi dan dirasakan oleh seluruh masyarakat
dunia. Berbagai upaya dan strategi baik jangka pendek,
menengah maupun antisipasi jangka panjang mulai dilakukan
di banyak Negara. Hal ini dirasakan perlu, karena penundaan
pelaksanaan upaya adaptasi diperkirakan akan meningkatkan
kerugian ekonomi yang lebih besar di kemudian hari. Di
Indonesia dampak ekonomi perubahan iklim diperkirakan
sangat besar walaupun masih sulit diperhitungkan secara
pasti. Namun demikian beberapa kajian menunjukkan bahwa
kerugian ekonomi akibat perubahan iklim baik langsung
maupun tidak langsung di Indonesia tahun 2100 dapat
mencapai 2,5%, yaitu empat kali kerugian PDB rata-rata global
akibat perubahan iklim. Untuk melindungi masyarakat
termiskin dan munculnya biaya ekonomi yang tidak
diinginkan, kegiatan adaptasi perlu segera dilakukan melalui
disusunnya suatu rencana aksi adaptasi berskala nasional.
Peristiwa anomali cuaca dan iklim ekstrim semakin
terasa meningkat dalam hal frekuensi dan intensitasnya.
Berdasarkan BMKG kenaikan suhu udara di wilayah
Indonesia yang telah terjadi dalam kurun wakti 100 tahun terakhir ini berkisar 0,76°C serta senantiasa disertai kejadiankejadian
ekstrim yang menjadi pemicu terjadinya bencana
hidrometeorologi. Berdasarkan data Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 87% bencana
yang terjadi di Indonesia adalah bencana hidrometeorolgi,
seperti banjir, longsor, kekeringan, dan lain-lain
Penerbit
UNG Press
Kontributor
Wawan Pembengo dan Yunnita Rahim
Terbit
2020
Tipe Material
-
Right
978-623-284-011-9
Berkas ini telah didownload sebanyak 97 kali