Peneliti
Lanto Mohamad Kamil Amali
Jenis Penelitian
Hibah Pekerti (DP2M)
Sumber Dana
DP2M Dit. Litabmas
Abstrak
Dalam rangka mewujudkan revitalisasi pertanian di Gorontalo, ada sembilan (9)
faktor yang dikenal sebagai sembilan (9) pilar yang perlu dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat/petani dan stakeholder yang sekaligus menjadi indikator pertanian modern
dalam pembangunan pertanian melalui program agropolitan berbasis jagung. Salah satu
dari sembilan (9) pilar tersebut adalah pengembangan dan penyediaan peralatan dan
mesin pertanian serta angkutan agropolitan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan, secara umum lokasi pelaksanaan
aktivitas petani pascapanen, dilakukan di lokasi yang jauh dari lahan pertanian. Hal ini
disebabkan karena daerah disekitar lahan pertanian tidak terjangkau listrik. Hal ini yang
mendasari beberapa lokasi potensi di propinsi Gorontalo belum dapat dimanfaatkan,
mengingat akan semakin tingginya biaya produksi yang dikeluarkan petani. Alternatif
yang dapat ditempuh yaitu melalui pemanfaatan hibrid energi terbarukan (energi surya
dan angin).
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek potensi hibrid
energi terbarukan (energi surya dan angin) sebagai sumber energi alternatif dalam
menunjang program agropolitan di propinsi Gorontalo, dan secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik pancaran/radiasi matahari dan kecepatan angin
di lokasi penelitian, mengetahui kondisi pengoperasian PLT Hibrid, mengetahui beban
maksimum yang dapat dilayani oleh PLT Hibrid serta menentukan alat-alat dan mesin
pertanian yang dapat digunakan berdasarkan beban maksimum yang dapat dilayani.
Berdasarkan hasil penelitian pada lokasi lahan potensil yang sudah dan belum
dimanfaaatkan diperoleh potensi hybrid energi surya dan energi angin sebagai berikut
desa Pontolo Atas 440,72 W/m2 dan 0,262 W/m2, desa Tutuwoto sebesar 425,96 W/m2
dan 0,169 W/m2 serta desa Bohusami sebesar 422,98 W/m2 dan 0,24 W/m2 , desa Tupa
sebesar 342,416 W/m2 dan 0,048 W/m2, desa Meranti sebesar 364,544 W/m2 dan 0,369
W/m2 serta desa Inogaluma sebesar 357,06 W/m2 dan 0,096 W/m2, desa Bongohulawa
sebesar 415,32 W/m2 dan 0,186 W/m2, desa Polohungo sebesar 353,384 W/m2 dan
0,147 W/m2 serta desa Buhu sebesar 437,9 W/m2 dan 0,426 W/m2, desa Tapadaa
sebesar 296,288 W/m2 dan 0,091 W/m2, desa Polohungo sebesar 348,056 W/m2 dan
0,091 W/m2 serta desa Tutulo sebesar 397,18 W/m2 dan 0,16 W/m2, desa Maleo sebesar
377,896 W/m2 dan 0,041 W/m2, desa Molamahu sebesar 363,792 W/m2 dan 0,086
W/m2serta desa Tunas jaya sebesar 383,94 W/m2 dan 0,32 W/m2
Berkas ini telah didownload sebanyak 1200 kali