Peneliti
Ansar
Jenis Penelitian
Hibah Tim Pascasarjana (DP2M)
Sumber Dana
PNBP/BLU
Abstrak
Dewasa ini konflik mahasiswa semakin tinggi dan berdampak pada tindakan
destruktif serta korban jiwa. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pengelolaan
konflik di Perguruan Tinggi tidak efektif. Pengelolaaan konflik mahasiswa tidak
dapat dipisahkan dari kultur akademik dan kecerdasan seseorang. Kultur
akademik yang baik akan membuat mahasiswa memiliki daya saing yang tinggi.
Kultur akademik harus dibangun agar semua sivitas akademika mencurahkan
perhatiannya pada pencarian pengetahuan yang dilandasi kebenaran dan
kejujuran. Konflik mahasiswa dapat diminimalisir jika budaya akademik
dibangun secara mapan. Kultur akademik tanpa dibarengi dengan penguatan
potensi kecerdasan (IQ, EQ dan SQ) akan menghasilkan mahasiswa-mahasiswa
yang kering rohaninya dan pengendalian dirinya tidak mapan, sehingga
berdampak pada sifat destruktif yang setiap saat menimbulkan konflik.
Mahasiswa dengan berbagai keunikannya memiliki potensi otak cortex cerebry
yang berfungsi mengatur kecerdasan intelektual (IQ), otak system lymbic yang
berfungsi mengatur kecerdasan emosional (EQ), dan otak lobus temporal yang
berfungsi mengatur kecerdasan spiritual (SQ). Ketiga kecerdasan ini dapat bekerja
secara terpisah dan dapat pula bekerja secara bersinerji sehingga berdampak pada
pola dan perilaku mahasiswa bervariasi pula.
Goleman (1981) menyimpulkan paling tinggi kontribusi kecerdasan intelektual
terhadap prestasi seseorang adalah 20% sedangkan kecerdasan emosional dan
spiritual berkontribusi 80%. Zohar dalam kajiannya menegaskan bahwa
kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi dan sekaligus berfungsi
sebagai mediator antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Hasil
penelitian lain menunjukkan 80% prestasi kerja ditentukan oleh soft skill
(karakter) dan hanya 20% hard skill (pengetahuan dan keterampilan).
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu: Pertama, menggunakan metode
quasi experiment jenis time series designuntuk mengetahui kestabilan,
kematangan dan kejelasan keadaan anggota sampel yang akan diberi treatment.
Kedua,menggunakan metode korelasional kausalitas untuk mengukur besarnya
pengaruh setiap variabel penelitian.
Pada tahun pertama ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen
untuk kelima variabel yang diteliti serta pre-test I dan II untuk mengetahui tingkat
kematangan kecerdasan bagi mahasiswa.
Berkas ini telah didownload sebanyak 1125 kali