Peneliti
I Wayan Sudana
Jenis Penelitian
Strategi Nasional (DP2M)
Sumber Dana
DP2M Dit. Litabmas
Abstrak
Tujuan khusus dari penelitian tahap II ini adalah mewujudkan kreasi desaindesain
gerabah baru yang inovatif ke dalam produk nyata (prototipe) dengan
memanfaatkan bahan baku (tanah liat) lokal Gorontalo dan metode produksi yang
sistematis. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah yang dilakukan adalah: 1)
pengolahan bahan baku (tanah liat) guna menghasilkan olahan tanah liat yang
berkwalitas; 2) pembentukan yaitu mewujudkan bentuk dasar gerabah dan motifmotif
hias sesuai desain dengan penerapan beragam teknik produksi; 3) pengeringan
untuk menurunkan kadar air; 4) pembakaran guna menguatkan body gerabah; 5)
finishing yaitu penerapan warna-warni sesuai dengan desain; 6) pembuatan kemasan
untuk keamanan dan memperindah tampilan produk; dan 7) evaluasi untuk
mengukur kwalitas produk. Semua prototipe gerabah yang dibuat diupayakan agar
langsung bisa direproduksi secara massal oleh perajin tradisional, guna mendukung
pengembangan industri kreatif khususnya subsektor kerajinan keramik gerabah.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1) tanah liat lokal berhasil diolah menjadi
bahan baku gerabah yang berkwalitas dengan penerapan teknik ”basah” dan teknik
”kering” serta diformulasi dengan bubuk batu-bata. Perbandingan ideal yang
ditemukan untuk formulasi tanah liat lokal adalah 10 : 1, yaitu 10 tanah liat lokal
dicampur 1 bubuk batu-bata halus; 2) pada tahap pembentukan berhasil dibentuk 21
prototipe gerabah baru yang inovatif sesuai dengan desain. Beragam teknik produksi
yang terapkan pada pembentukan adalah: teknik pincing, teknik pilin, teknik seleb,
teknik cetak, dan teknik ekspresif. 3) untuk menurunkan kadar air, ke-20 bentuk
gerabah itu dikeringkan dalam ruang tertutup hingga siap dibakar. Susut kering
tergolong normal yaitu rata-rata 5-8 %; 4) tahap pembakaran dilakukan dengan
tungku bak yang dibuat secara khusus. Prototipe gerabah yang telah melalui
pembakaran menunjukkan kwalitas baik, dicirikan dengan suara nyaring jika
dipukul, warna permukaan cerah, dan tidak luntur; 5) tahap finishing, formulasi
bahan finishing menggunakan beragam figmen warna, yaitu crayon, pastel oil, pensil
warna, cat air, warna emas, bahan antik, dan bahan pelapis untuk menguatkan warna.
Finishing menghasilkan beragam karakter warna, yaitu karakter warna cerah
(plakat), warna transfaran, karakter warna antik, dan finishing kreasi tempel (collage)
serat alami; 6) tahap pembuatan kemasan berhasil dibuat 5 jenis kemasan sesuai
bentuk dan ukuran prorotipe, yaitu kemasan eksklusif, kemasan konvensional,
kemasan grafis, kemasan transfaran, dan kemasan terbuka ; 6) hasil evaluasi terhadap
ke-21 prototipe itu yang melibatkan berbagai kalangan menunjukkan, 65 % dari
informan (tim evaluator) menyukai prototipe karena warnanya, terutama yang
berwarna cerah dan kontras, kesukaan karena bentuknya yang unik dan kaya hiasan
15%, kesukaan karena tampilan kemasan 10%, dan terakhir kesukaan karena nilai
fungsional juga 10%. Hal ini berarti, bahwa produsen gerabah mesti mengutamakan
kwalitas pewarnaan, terutama komposisi warna cerah dan kontras, sebab ketertarikan
utama konsumen adalah pada warna, yaitu warna yang cerah dan kontras.
Dengan hasil-hasil yang diperoleh itu, maka tujuan dan target-target yang
ditetapkan pada penelitian ini telah dapat dicapai secara maksimal. Penelitian
lanjutan masih diperlukan yaitu untuk meningkatkan kwalitas kerajinan tersebut dari
keramik gerabah menjadi keramik glasir, agar mampu bersaing dengan produk
keramik manca negara, seperti keramik glasir Cina yang kini mendominasi pasar.
Berkas ini telah didownload sebanyak 5005 kali