Peneliti
Nurdin
Jenis Penelitian
Penelitian Kerjasama (Pemda, BUMD/N,Swasta)
Sumber Dana
APBD
Abstrak
Pemerintah Kabupaten Boalemo memiliki komitmen kuat untuk mengakselerasi
pencapaian pada kesejahteraan masyarakat. Komitmen tersebut sebagaiman terangkum
dalam Visi Kabupaten Boalemo 2017-2022 yaitu; “Terwujudnya Kabupaten Boalemo yang
Damai, Cerdas, Sejahtera dalam Suasana yang Religius Tahun 2022” dan
pencapaiannya dijabarkan dalam misi sebagai berikut: (a) Mewujudkan Kabupaten
Boalemo yang Damai, (b) Mewujudkan Kabupaten Boalemo yang Cerdas, (c)
Mewujudkan Kabupaten Boalemo yang Sejahtera, dan (d). Mewujudkan Kabupaten
Boalemo yang Religius. Sampai tahun 2017, jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Boalemo masih sebanyak 34.350 jiwa atau meningkat sebesar 6,38% dari tahun
sebelumnya. Sementara itu, persentase penduduk miskin juga relatif meningkat sebesae
21,85% pada tahun yang sama
Dalam rangka menurunkan angka kemiskinan di daerah ini yang masih tinggi dan
mengurangi ketimpangan pendapatan dan pengeluaran penduduk, maka pemerintah
Kabupaten Boalemo sejak tahun 2017 telah menggulirkan 14 (empat belas) program
unggulan daerah, sebagaimana telah tertuang dalam RPJMD Kabupaten Boalemo tahun
2017-2022 dimana program tersebut yang bersentuhan langsung dengan pengentasan
kemiskinan dan pengurangan ketimpangan pendapatan meliputi: (1) Memberikan
pinjaman modal usaha kepada petani dan nelayan serta pengusaha kecil melalui BUMD;
(2) Mempermudah pengurusan BPJS bagi masyarakat; (3) Makanan gratis bagi satu
orang keluarga pasien yang menjaga pasien saat di rawat di RSTN; (4) Gratis benih dan
pupuk bagi petani dan akan membuka akses jalan usahatani (JUT); (5) Gratis SIM bagi
pengemudi sepeda motor, bentor dan mobil roda empat; (6) Gratis biaya ambulance; dan
(7) Gratis raskin bagi keluarga kurang mampu. Program unggulan tersebut telah
dijalankan selama kurang lebih satu tahun berjalan.
Maksud kegiatan ini adalah menyusun sebuah gambaran pendapatan dalam
kaitannya dengan perencanaan pembangunan ekonomi sebagai acuan bagi pemerintah
Kabupaten Boalemo dan para pihak agar potensi ekonomi daerah dapat dioptimalkan
serta memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Boalemo. Adapaun tujuan kegiatan ini adalah menyusun dan menilai indeks
Gini rasio Kabupaten Boalemo yang memberikan gambaran proporsi tingkat pendapatan,
sehingga dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan daerah dan sebagai bahan
evaluasi pembangunan daerah.
Objek penelitian ini adalah rumah tangga petani jagung di kabupaten Boalemo yang
meliputi 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan Paguyaman, Wonosari, Mananggu dan
Kecamatan Botumoito. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan (Oktober-November
2018). Penelitian ini menggunakan metode survei melalui pengambilan sampel dari suatu
populasi dengan menggunakan kuisioner. Teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara, dan angket/kuisioner. Penarikan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan
secara bertahap dari kabupaten ke kecamatan sampai terpilih petani jagung sampel
sebanyak 150 sampel. Analisis data menggunakan analisis usahatani dengan
menghitung biaya, penerimaan dan pendapatan. Indeks/Rasio Gini merupakan koefisien
yang berkisar 0 sampai 1, yang menjelaskan kadar ketimpangan distribusi pendapatan
nasional. Semakin kecil angka gini rasio, semakin merata distribusi pendapatan. Semakin
besar angka gini rasio, semakin tidak merata distribusi pendapatan. Data yang diperlukan
dalam perhitungan gini ratio, meliputi: jumlah rumah tangga atau penduduk, dan rata –
rata pendapatan atau pengeluaran rumah tangga yang sudah dikelompokkan menurut
kelasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boalemo
yang rata-rata di atas 6% per tahun, dari tahun 2008-2017 tidak mengindikasikan bahwa
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Boalemo itu sudah tercapai karena distribusi
pendapatan yang nilainya mencapai lebih 0,50 yang berarti memiliki ketimpangan
distribusi pendapatan yang tinggi; (2) Indeks Gini Ratio tahun 2018 yang bersumber dari
pendapatan utama dengan ketimpangan paling rendah adalah Kecamatan Wonosari dan
ketimpangan tertinggi adalah Kecamatan Mananggu. Sementara Indeks Gini Rasio yang
bersumber dari pendapatan sampingan dengan ketimpangan paling rendah adalah
Kecamatan Paguyaman dan tertinggi adalah Kecamatan Mananggu, walaupun semua
kecamatan berada pada ketimpangan tinggi; dan (3) Indeks Gini Ratio di Kabupaten
Boalemo tahun 2018 berada pada kisaran angka 0,577 sampai 0,790 yang menunjukkan
bahwa Kabupaten Boalemo memiliki tingkat ketimpangan yang relatif tinggi. Angka ini
merupakan peringatan dini untuk Kabupaten Boalemo agar bisa mengantisipati
kesenjangan distribusi pendapatan yang ada di kalangan masyarakatnya.
Rekomendasi hasil kajian ini adalah: (a) Perlu dilakukan penyesuaian tingkat upah
nominal sejalan dengan indikator tingkat Kebutuhan Hidup Layak (KHL), sehingga porsi
pengeluaran makanan dan non makanan masyarakat dapat merepresentasikan
kebutuhan masyarakat serta perubahan tingkat harga komoditas di Kabupaten Boalemo;
(b) Program unggulan daerah Kabupaten Boalemo diharapkan segera diakselerasi untuk
meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin
Kabupaten Boalemo; (c) Perbaikan distribusi pendapatan dapat dilakukan melalui
channeling pemerintah Kabupaten Boalemo melalui peningkatan penerimaan pajak yang
selanjutnya dialokasikan untuk perbaikan pembangunan ekonomi Kabupaten Boalemo,
termasuk bentuk-bentuk insentif bagi masyarakat golongan ekonomi bawah; (d)
Perbaikan distribusi pendapatan dapat dilakukan/sejalan dengan program-program
pengentasan kemiskinan dan pengurangan tingkat pengangguran, sehingga melalui
pengurangan pengangguran dan pengurangan tingkat kemiskinan, porsi pengeluaran
makanan dan non makanan penduduk lebih merata sejalan dengan turunnya jumlah
peduduk miskin dan pengangguran; (e) Struktur perekonomian Kabupaten Boalemo
didominasi oleh sektor-sektor primer (pertanian), maka pengembangan sektor-sektor
tersebut harus optimal (subsidi saprotan, infrastruktur pertanian, regulasi, SDM dan
intensif lainnya), sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dapat sejalan
dengan perubahan tingkat pendapatan masyarakat atau tenaga kerja di sektorsektor
tersebut; (f) Program pemerintah Kabupaten Boalemo terkait pengembangan kawasankawasan
ekonomi serta program-program berbasis muatan sosial ekonomi yang
dilakukan/diselenggarakan oleh desa harus bersifat produktif, sehingga hal tersebut dapat
memperbaiki tingkat pendapatan masyarakat terutama golongan masyarakat ekonomi
lemah; (g) Pemerintah Kabupaten Boalemo diharapkan dapat mendorong sinergi usahausaha
skala besar dan menengah dengan usaha-usaha skala mikro dan kecil, sehingga
kemudian ada dampak dari perkembangan usaha-usaha skala menengah dan besar
terhadap perubahan kapasitas entitas skala usaha mikro; (h) Penataan kawasan
ekonomi, kawasan perumahan, dan kawasan lainnya harus sejalan dengan RTRW
Kabupaten Boalemo, sehingga jurang atau perbedaan pendapatan penduduk dalam satu
kawasan tidak bertambah besar sebagai dampak tidak teraturnya pemanfaatan kawasan
yang dapat berdampak pada perbedaan tingkat pendapatan penduduk dalam satu
wilayah/kawasan; (i) Pemerintah Kabupaten Boalemo diharapkan memberikan insentif
atau prioritas bagi pengembangan usaha oleh Penduduk Kabupaten Boalemo
sebagaimana tertuang dalam 14 Program Unggulan Daerah, sehingga perkembangan
ekonomi dapat sejalan dengan perbaikan tingkat pendapatan penduduk Kabupaten
Boalemo.
Berkas ini telah didownload sebanyak 522 kali