Peneliti
Arwildayanto
Jenis Penelitian
Unggulan Perguruan Tinggi (DP2M)
Sumber Dana
DP2M Dit. Litabmas
Abstrak
Tujuan penelitian tahapan kedua ini dilaksanakan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat konteks budaya huyula dalam pembiayaan pendidikan di provinsi Gorontalo.
Sejak dilaksanakannya Kebijakan PRODIRA, mendisain pengembangan model peningkatan partisipasi masyarakat konteks budaya huyula dalam pembiayaan pendidikan. Sekaligus melakukan sosialisasi, kampanye agar model ini bisa menjadi perilaku kolektif masyarakat untuk aktif dan tercipta kesadaran berpartisipasi dalam pembiayaan pendidikan.
Penelitian ini sudah berlangsung dua tahun, dengan skenario tahun pertama sudah berjalan sukses, 1) mengidentifikasi dinamika yang berkembang terkait dengan kebijakan
pemerintah provinsi Gorontalo melaksanakan PRODIRA secara efektif sesuai tujuan dan petunjuk teknis yang dibuat 2) hasil analisis penelitian efektivitas kebijakan PRODIRA belum berkontribusi terhadap peningkatan partisipasi masyarakat dkonteks budaya huyula dalam pembiayaan pendidikan. Untuk itu tahun kedua (2018) dilakukan, 1) survey dinamika partisipasi masyarakat konteks budaya huyula dalam pembiayaan pendidikan sudah menjadi
tradisi masyarakat Gorontalo, (2) mengembangkan model peningkatan partisipasi masyarakat konteks budaya huyula dalam pembiayaan pendidikan di Gorontalo. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixing method yakni kuantitatif dan kualitatif atau dikenal dengan penelitian kombinasi. Metode kombinasi tidak seimbang (concurrent embedded). Adapun pertimbangan mixing method digunakan agar peneliti dapat mengidentifikasi dan mengukur efektivitas kebijakan prodira yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Gorontalo. mengkonstruksi dinamika dan membuatkan pengembangan model peningkatan partisipasi masyarakat konteks budaya huyula dalam pembiayaan pendidikan sebagai identitas masyarakat Gorontalo dapat dipahami secara utuh (holistik).
Penelitian ini menunjukkan partisipasi masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan terkonfirmasi mengalami penurunan. Dari 42 sekolah yang diamati, 7 (16,6%) sekolah mampu mendapatkan dukungan pembiayaan dari orang tua siswa dan masyarakat. Kunci keberhasilannya ditentukan gencarnya strategi ayo bantu sekolah yang dilakukannya
termasuk menggunakan pendekatan budaya huyula berupa dorongan hidup dermawan ditandai sedekah, infak, dan wakaf untuk pendidikan, pemberdayaan alumni, CSR, fund
raising, dan lainnya. Sedangkan sekolah yang belum menerima dana dari orang tua siswa dan masyarakat sebanyak 73,4%, kepala sekolah hanya mengelola dana pemerintah semata dengan pertimbangan tidak menambah pekerjaan, dijauhi dari potensi masalah hukum. Soal
prestasi. Pemenuhan biaya pendidikan di SMA, SMK dan MA belum berada pada kategori ideal, untuk itu kepala sekolah perlu lebih kreativif melakukan terobosan, melalui gerakan
bantu sekolah dengan menggunakan media sosial, pemberdayaan komite sekolah dan pembentukan forum komite sekolah untuk membangun kemitraan yang harmoni antara orang tua siswa dan masyarakat dengan sekolah.
Berkas ini telah didownload sebanyak 257 kali