PENELITIAN

Peneliti
Satar Saman
Jenis Penelitian
Penelitian Kolaboratif Dana BLU FATEK
Sumber Dana
PNBP/BLU
Abstrak
RINGKASAN Pusat kota, sebagai pusat kegiatan di Ibukota Kota Gorontalo juga menunjukkan gejala urbanisasi dengan semakin berkembangnya sektor perdagangan dan jasa, semakin berkurangnya lahan pertanian, dan semakin padatnya permukiman. Urbanisasi yang terjadi pada suatu kawasan, akan menghasilkan ruang fisik kota atau perubahan pemanfaatan lahan yang menciptakan permasalahan tata ruang (Knox dalam Soetomo, 2013). Perkembangan yang condong pada arah pertumbuhan ekonomi merubah banyak artefak morfologi bagian kota tradisional hingga akhirnya banyak terubah oleh penetrasi fungsi komersial (Soetomo, 2013). Hal tersebut belum sepenuhnya terjadi di Pusat Kota Gorontalo. Sudah terjadi perubahan pada kondisi fisik kota, namun sampai saat ini Pusat Kota Gorontalo masih menyimpan bentuk aslinya termasuk beberapa bangunan bersejarah yang masih berdiri di dalamnya. Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana morfologi pusat kota Gorontalo dalam mewadahi pembanguan yang ada dan tidak mengubah wajah kota Gorontalo. Menurut Soetomo (2013) proses terbentuknya morfologi kota merupakan proses terbentuknya kehidupan kota. Proses urbanisasi yang menciptakan kehidupan heterogen di perkotaan tersebut kemudian juga mendatangkan beberapa permasalahan ruang fisik kota. Menurut Paul Knox (dalam Soetomo, 2013), produk urbanisasi menghasilkan ruang fisik kota atau perubahan pemanfaatan lahan yang menciptakan permasalahan dalam tata ruang kota. Perkembangan kota yang condong pada arah pertumbuhan ekonomi seperti pada negara industri kemudian merubah banyak artefak morfologi kota dan banyak merusak warisan sejarah arsitektur kota (Munggiarti dan Buchori, 2015). Morfologi bagian kota tradisional akhirnya banyak terubah oleh penetrasi fungsi komersial (Soetomo, 2013). Kata kunci: Pusat Kota Gorontalo, morfologi, urbanisasi, ruang dan artefak
Berkas ini telah didownload sebanyak 162 kali
Download