Penulis / NIM
NOLDI GOBEL / 231406049
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SEJARAH
Pembimbing 1 / NIDN
Dra. Hj. TRISNOWATY TUAHUNSE, M.Pd / 9900982738
Pembimbing 2 / NIDN
YUSNI PAKAYA, S.Pd, M.Pd / 0005107304
Abstrak
ABSTRAK
Noldi Gobel, Perubahan Ritual Mandi Shafar Di Kecamatan Atinggola. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Trisnowaty Tuahunse, M.Pd. dan Pembimbing II Yusni Pakaya, S.Pd, M.Pd.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahuai tentang pelaksanaan budaya Ritual Mandi Shafar Di Kecamatan Atinggola. permasalahan dalam penelitian ini mencakup dua rumusan masalah yaitu bagaimana Proses Ritual Mandi Shafar Di Kecamatan Atinggola dan Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan pelaksanaan Ritual Mandi Shafar Di Kecamatan Atinggola
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang proses Ritual Mandi Shafar Di Kecamatan Atinggol dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pelaksanaan Ritual Mandi Shafar Di Kecamatan Atinggola. Sumber data dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kecamatan, Tokoh Agama, Tokoh Adat, dan Tokoh Masyarakat dengan tehnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan cara triangulasi dan memperpanjang pengamatan dilapangan.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan budaya ritual mandi Shafar di Kecamatan Atinggola di laksanakan di hulu sungai andagile (Desa Buata). Adapun pelaksanaan mandi Shafar itu meliputi pembacaan ayat suci Al-Quran seperti surat Al-Kahfi, surat Yassin. berbarengan dengan pembacaan ayat-ayat tersebut, sebagainya melakukan mandi bersama dengan pakaian yang telah disiapkan sambil melafazkan niat sebagai berikut:
Aku berniat mandi Shafar pada bulan Shafar dihari Rabu terakhir pada bulan ini untuk menolak bala dan minta dipelihara dari fitnah dajjal, keselamatan atas Nabi Ilyas dan keselamatan bagi kamu dan semoga kamu masuk kedalamnya (bulan Shafar) dengan kekal karena Allah Ta’ala.
Setelah acara mandi selesai dilanjutkan dengan makan bersama sajian berbagai macam hidangan masakan yang telah siap untuk disantap. yang menyebabkan adanya perubahan pelaksanaan budaya mandi shafar hanyalah menambah kegiatan seremonial karena pelaksanaannya sudah secara besar-besaran maka sudah ada kegiatan tambahan akan tetapi tidak merubah proses inti, tingkat substansi, makna serta pesan budaya mandi shafar.
Kata Kunci : Ritual Budaya Mandi Shafar
Download berkas