Penulis / NIM
ARIANTI SENGKO / 231408012
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SEJARAH
Pembimbing 1 / NIDN
Dra. Hj. TRISNOWATY TUAHUNSE, M.Pd / 9900982738
Pembimbing 2 / NIDN
SUTRISNO MOHAMAD, S.Pd., M.Pd / 0021017405
Abstrak
ABSTRAK
Arianti Sengko. Nim : 231408012 "Bandar Kema di Minahasa Abad ke-16", pembimbing I Dra. Hj. Trisnowaty Tuahunse, pembimbing II Sutrisno Mohamad, S.Pd, M.Pd. Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.
Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui Sejarah Bandar Kema di Minahasa, Penelitian yang dilakukan merupakan suatu kajian sejarah Mianahasa abad ke-16.Guna mendapatkan data mengenai masalah diatas , maka di lakukan pengumpulan data sumber (Heuristik) melalui wawancara dengan Tokoh masyarakat Kema yang ada di kecamatan Kema, Data yang berhasil di Kumpulkan kemudian di periksa melalui (Kritik) sumber baik eksternal maupun internal agar data yang dikumpulkan dapat di pertanggungjawabkan. Selanjutnya penelitian melakukan (Interpertasi) guna memperkaya analisis dan membuat kesimpulan sehingga data yang telah ada dapat ditulis menjadi karya sejarah (Historiografi).Setelah melalui tahapan tersebut di temukan beberapa bukti yaitu peninggalan sejarah oleh Kolonial Belanda. 'Kema' yang berasal dari kata Spanyol, 'Quema' yaitu, nyala, atau juga menyalakan. Pengertian itu dikaitkan dengan perbuatan pelaut Spanyol sering membuat onar membakar daerah itu. Sedangkan dalam kata Tonsea disebut 'Tonseka,' karena berada di wilayah Pakasaan Tonsea. Kema selain sebagai pelabuhan untuk musim angin Barat, juga menjadi ibu negeri Tonsea, Kota Kema merupakan pemukiman orang Spanyol, dimulai dari kalangan "pendayung" yang menetap dan tidak ingin kembali ke negeri leluhur mereka. Mereka menikahi perempuan-perempuan penduduk setempat dan hidup turun-temurun. Kema kemudian juga dikenal para musafir Jerman, Belanda dan Inggris. Mereka ini pun berbaur dan berasimilasi dengan penduduk setempat, sehingga di Kema terbentuk masyarakat pluralistik dan memperkaya Minahasa dengan budaya majemuk dan hidup berdampingan harmonis. Itulah sebabnya hingga masyarakat Minahasa tidak canggung dan mudah bergaul menghadapi orang-orang Barat. Pergerakan Mengusir Penjajahan lawan Spanyol Minahasa juga pernah berperang dengan Spanyol yang dimulai tahun 1617 dan berakhir tahun 1645. Perang ini dipicu oleh ketidakadilan Spanyol terhadap orang-orang Minahasa, terutama dalam hal perdagangan beras, sebagai komoditi utama waktu itu. Perang terbuka terjadi nanti pada tahun 1644-1646. Akhir dari perang itu adalah kekalahan total Spanyol, sehingga berhasil diusir oleh para waranei (ksatria-ksatria Minahasa)
Kata Kunci : Bandar kema di Minahasa Abad ke-16
Download berkas