Penulis / NIM
GIA RISTI MOMINTAN / 231409084
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SEJARAH
Pembimbing 1 / NIDN
Drs. DARWIN UNE, M.Pd / 0029115803
Pembimbing 2 / NIDN
YUSNI PAKAYA, S.Pd, M.Pd / 0005107304
Abstrak
ABSTRAK
Gia Risti Momintan, Nim.231409084. 2013.(Makna Dan Simbol Upacara Ritual Motayok). Dibawah bimbingan Drs. Darwin Une, M.Pd dan Yusni Pakaya, S.Pd, M.Pd
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal usul serta tujuan ritual motayok, proses upacara ritual motayok di kecamatan Bilalang, dan bagaimana makna dan simbol upacara ritual motayok di kecamatan Bilalang tersebut. Metode dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian tersebut dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ritual motayok merupakan salah satu ritual berupa tarian yang sudah dilaksanakan turun-temurun di Bolaang Mongondow umumnya dan Bilalang khususnya. Tujuan ritual ini untuk meminta bantuan roh leluhur pada saat mengobati orang sakit dalam upacara pengobatan tradisional di Bolaang Mongondow. Orang yang biasa menari dalam kerasukan roh leluhur dalam ritual motayok ini disebut bolian. Selama pelaksanaan ritual, bolian didampingi oleh seorang mokokapoi yang bertugas memanggil roh leluhur dan dua orang totenden yang bertugas menyanyi atau monenden. Menurut kepercayaan masyarakat, ada dua jenis penyakit yang dapat diobati dengan ritual motayok yakni: takit bonu baloi (sakit dalam rumah) dan takit kon dalan (sakit di jalan). Dalam ritual motayok terdapat berbagai simbol yang mempunyai makna tersendiri. Ada sebuah keharusan bagi penderita sakit untuk menyediakan beberapa syarat berupa sesajen sebagai salah satu simbol sebelum ritual dilaksanakan. Simbol sesajen ini memiliki makna dan fungsi antara lain: Sesajen ini merupakan wujud ucapan terima kasih terhadap roh leluhur yang bersedia membantu mengobati. Sesajen ini juga berfungsi untuk pembersihan penyakit, makanya setelah ritual motayok sisa sesajen tersebut harus ditempatkan pada tempat yang jauh dari jangkauan manusia, karena jika sesajen tersebut dilewati oleh manusia maka penyakit itu akan berpindah pada orang yang melalui sesajen itu. Selama melakukan penelitian, peneliti cukup merasa kesulitan untuk menelusuri makna dan simbol yang digunakan dalam ritual motayok ini. Beberapa faktor yang mendasari sulitnya peneliti menelusuri makna dari simbol-simbol dalam ritual ini, karena ritual ini termasuk salah satu kebudayaan masyarakat yang hampir punah. Sebagai salah satu kebudayaan asli Bolaang Mongondow, ritual motayok saat ini hanya bisa ditemui di daerah kecamatan Bilalang, itupun sudah sangat jarang sekali dilakukan. Karena ada sebagian masyarakat yang berpandangan bahwa ritual motayok ini dalam agama Islam sudah termasuk syirik (menyekutukan Tuhan). Disamping itu, karena pengaruh tradisi di masing-masing desa yang ada, menyebabkan kurangnya pemahaman mengenai makna dari ritual motayok ini sehingga sering terjadi perbedaan pendapat hanya karena melihat luarnya saja tanpa mengetahui makna yang terkandung didalamnya.
Download berkas