SKRIPSI

Penulis / NIM
FARLINA RIDWAN / 231411043
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SEJARAH
Pembimbing 1 / NIDN
Drs. JONI APRIYANTO, M.Hum / 0001046805
Pembimbing 2 / NIDN
YUSNI PAKAYA, S.Pd, M.Pd / 0005107304
Abstrak
ABSTRAK Farlina Ridwan(231 411 043),2016. ''Sejarah Tambang Emas Di Lintidu Pada Abad XIX'' (StudiPenelitian Di Kabupaten Buol, Kec, Paleleh, Desa Lintidu)Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. PembimbingDrs. Joni Apriyanto, M.Hum, dan HJ. Yusni Pakaya, S. Pd, M. Pd. Masalah yang dalam penelitian ini adalah Proses Berdirinya Tambang Emas Dan Perkembanganya, Cara Pengolahan Tambang di Tahun ( 1901-1970-an ) dan Aktivitas masyarakat setelah berakhirnya masa kolonial belanda serta dampak bagi masyarakat. Dengan metode yang digunakan Heuristik, yaitu proses pengumpulan data, baik primer maupun sekunder, berupa dokumen-dokumen tertulis maupun lisan dari peristiwa masa lampau sebagai sumber sejarah. Pada tahapan pertama ini, sumber primer diperoleh mulai penulusuran terhadap dokumen yang tersimpan di Kabupaten Buol, dan pihak-pihak yang akan memberikan informasi seputar Sejarah Tambang di Lintidu. Dari beberapa tempat itu, diperoleh arsip-arsip dan dokumen tertulis yang menyangkut Sejarah Tambang emas di Lintidu. Untuk melengkapi kelangkahan dokumen tertulis perlu dilakukan wawancara di lapangan terhadap orang-orang yang terlibat, diantaranya orang- orang yang mengetahui sejarah terdahulu di Desa Lintidu. Sumber lain yang digunakan yaitu sumber sekunder, yang merupakan kesaksian pandang mata, yakni seseorang yang tidak ada di tempat, yakni kepada seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan . Sumber sekunder ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan berupa buku-buku yang mempunyai hubungan dengan permasalahan. penelitian kepustakaan ini penting karena dengan melalui penelusuran dan penelaahan kepustakaan dapat dipelajari bagamana menggunakan kerangka teori. Kritik, proses melakukan pengujian terhadap kredibilitas otentisitas sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua. Pertama kritik ekstern yang dilakukan untuk mengetahui keotentisitas sumber. Kedua, kritik intern untuk mengetahui kredibilitas atau kebenaran isi sumber tersebut. Interpertasi, merupakan tahap ketiga, pada tahap ini fakta-fakta sejarah ditafsirkan dan dianalisis serta di hubungkan dalam rangkaian kronologis. Historiografi, ialah tahap terakhir. Dalam tahap ini fakta yang terkumpul kemudian disintesiskan dan dituangkan dalam bentuk tulisan yang deskriptif analitis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Secara umum Sejarah Tambang Emas Di Lintidu Pada AbadXIX yang di pimpin oleh Pemerintahan Kolonial Belanda yakni Dedebur dan De Houtman. Pada tahun 1901-1902 adalah masa kedatang Kolonial Belanda di Kabupaten Buol sekaligus inginmendirikan pertambangan emas di Desa Lintidu. Perjuangan rakyat Buol terhadap pemerintahan Belanda banyak mengalami rintangan. Pada akhirnya Bangsa Belanda pun berhasil mendirikan pertambangan emas, atas perjanjian dengan membuat kontrak kerja selama 70 tahun, tetapi yang di kerjakan hanya 29 tahun digenapkan 30 tahun lamanya. Di karenakan perbedaan pendapat antara Dedebur dan Houtman, dan akhirlah masa kedudukan Kolonial Belanda di Desa Lintidu pada tahun 1930. Maka pertambangan emaspun di tutup oleh bangsa Belanda. Pada tahun 1970-an pertamabangan emas di buka oleh masyarakat setempat, dengan menggunakan peralatan tradisional tromol dan pendulangan. Kata Kunci : Tambang Emas Lintidu, Kolonial Belanda, Perjuangan.
Download berkas

ARSIP

2024
Skripsi tahun 2024
2023
Skripsi tahun 2023
2022
Skripsi tahun 2022
2021
Skripsi tahun 2021
2020
Skripsi tahun 2020
2019
Skripsi tahun 2019
2018
Skripsi tahun 2018
2017
Skripsi tahun 2017
2016
Skripsi tahun 2016
2015
Skripsi tahun 2015
2014
Skripsi tahun 2014
2013
Skripsi tahun 2013
2012
Skripsi tahun 2012
2011
Skripsi tahun 2011