Penulis / NIM
REZKI DESMITA / 231411091
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SEJARAH
Pembimbing 1 / NIDN
Dra. Hj. TRISNOWATY TUAHUNSE, M.Pd / 9900982738
Pembimbing 2 / NIDN
SUTRISNO MOHAMAD, S.Pd., M.Pd / 0021017405
Abstrak
ABSTRAK
Rezki Desmita. NIM 231 411 091 . Kerajaan Bolango Pada Masa Ibrahim Duawulu Periode 1752-1772. Skripsi, Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. 2011. Pembimbing I oleh Ibu Dra. Hj. Trisnowati Tuahunse, M.Pd dan Pembimbing II oleh Bapak Sutrisno Mohamad, S.Pd, M.Pd
Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji eksistensi Kerajaan Bolango Pada Masa Ibrahim Duawulu periode 1752-1772. Secara umum mencakup sistem pemerintahan kerajaan, sosial budaya masyarakat, masuknya agama Islam di kerajaan Bolango, masuknya kolonial Belanda, dan lebih khususnya pada saat kepemimpinan raja Ibrahim Duawulu berupa perannya dalam menyebarkan ajaran Islam, perlawanan terhadap kolonial Belanda, serta peniggalan semasa raja Ibrahim Duawulu.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian sejarah, yang mencakup Heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pada tahap Heuristik atau proses pengumpulan data, peneliti mengunjungi beberapa tempat untuk melengkapi data dan sumber, salah satunya Perpustakaan dan Arsip Daerah, disini peneliti menemukan beberapa sumber sekunder berupa buku yang ditulis oleh para peneliti sejarah Gorontalo, seperti buku Joni Apriyanto, Basri Amin, dan Hassanuddin. Pada tahap kritik, peneliti melakukan kritik intern dan ekstern terhadap sebuah arsip yang ditemukan di lapangan, adapun salah satu bukti hasil analisis arsip tersebut ditulis pada tahun 1904-an, yang terbukti dengan sebuah stempel perusahaan kertas Belanda bernama Javasche Boekhandel & drukkerij. Serta tahap akhir Historiografi yakni penulisan sejarah, setelah melakukan berbagai tahap proses penelitian, maka mendapatkan hasil yang dapat ditulis berupa awal berdirinya kerajaan Bolango di Gorontalo pada tahun 1482 dengan raja pertamanya Raja Datau, hingga berakhirnya kerajaan tersebut pada tahun 1861 dibawah kepemimpinan Abdullatif bin Muhammad Saleh Tilangohula Wadipalapa.
Hasil penelitian berbagai scop kajian diatas adalah: 1). Sistem pemerintahan yang terdapat pada kerajaan Bolango dipimpin seorang raja. Raja pertama kerajaan Bolango di Tapa adalah raja Datau (1482-1535) dan telah tergabung dalam ikatan persaudaraan Limo lo pohalaa di Gorontalo. Setelah kepemimpinannya kerajaan Bolango mengalami kekosongan kekuasaan, nanti pada saat kepemimpinan raja Ibrahim Duawulu barulah eksistensi kerajaan Bolango kembali terlihat. 2). Sosial budaya masyarakat Bolango pada masa kerajaan terutama pra-Islam, terbagi ke dalam golongan stratifikasi sosial yakni Olongia (Raja-raja dan keturunannya), Wali-wali (para pejabat dan pembesar Istana yang diangkat oleh raja beserta keturunannya), Tuangolipu (rakyat atau penduduk kerajaan dan keturunannya), dan Wato (pelayan-pelayan Istana beserta keturunannya). 3). Masuknya Islam di kerajaan Bolango pada tahun 1535 atau lima tahun sebelum kepemimpinan raja Datau berakhir. Proses penyebaran Islam terus dilakukan dengan cara penyampaian dakwah dan pendidikan oleh para ulama atau Aulia yang ada di Gorontalo. 4). Masuknya kolonial Belanda di kerajaan Gorontalo turut mempengaruhi kerajaan Bolango yang tak hanya memonopoli perdagangan namun mewajibkan mayarakat untuk menyerahkan upeti emas, yang bila dijumlahkan kedalam nilai real sejumlah 75 real kepada kolonial Belanda. 5). Peranan raja Ibrahim Duawulu dalam menyebarkan Islam dikenal sangat getol sehingga raja yang dikenal sebagai raja Hubulo ini mendapat gelar sebagai Aulia Salihin. Perlawanan pada masa raja Hubulo juga sangat dikenal karena kebencian sang raja kepada kolonial Belanda yang ingin mengkristenisasi masyarakat Bolango. Perlawanan yang terus berlanjut membuat sebagian besar masyarakat kerajaan Bolango mengungsi ke Pinolosian, dari yang 2000 jiwa, tinggal 500 jiwa. Ketidakrelaan raja atas kebijakan kolonial Belanda yang diterapkan oleh raja Gorontalo, maka diputuskan untuk keluar dari ikatan Limo lo pohalaa pada tahun 1861, yang pada saat itu dibawah pimpinan Abdullatif bin Muhammad Saleh Tilangohula Wadipalapa. Dengan demikian berakhirlah eksistensi kerajaan Bolango di Gorontalo.
Kata Kunci: Kerajaan Bolango, Ibrahim Duawulu, Hubulo, Gobel
Download berkas