Penulis / NIM
MOHAMAD PRAYOGI / 231414042
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SEJARAH
Pembimbing 1 / NIDN
Drs. JONI APRIYANTO, M.Hum / 0001046805
Pembimbing 2 / NIDN
Dra. RESMIYATI YUNUS, M.Pd / 0003126215
Abstrak
Mohamad Prayogi, Nim 231414042, Judul Skripsi Mori Pada Masa Pemerintahan Jepang Tahun 1942-1945. Jurusan S1 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Di bawah bimbingan Bapak Drs. Joni Apriyanto, M.Hum sebagai pembimbing I dan Dra. Hj. Resmiyati Yunus, M.Pd sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan Mori pada masa pemerintahan Jepang tahun 1942-1945. Metode yang digunakan adalah metode Penelitian sejarah, yakni dengan empat langkah prosedur penelitian sejarah: pertama, Heuristik, yakni pengumpulan sumber-sumber sejarah. Kedua, menguji keaslian dan kebenaran sumber. Ketiga, penafsiran atau interpretasi. Keempat, historiografi penulisan sejarah. Penelitian ini mengunakan pendekatan sejarah lokal dengan fokus pada peristiwa satu lokalitas daerah.
Keadaan masyarakat Mori pada masa Pemerintahan Jepang sangat memprihatinkan. Pemerintahan militer Jepang lebih kejam dari masa pemerintahan kolonial Belanda, 3,5 tahun sama beratnya dengan 350 tahun masa pemerintahan kolonial Belanda. Bahkan seorang pedagang Cina di Kolonodale dikenakan hukuman pancung karena dipandang tidak bekerjasama denga membantu kelompok gerilya. Pemerintah Jepang memiliki strategi untuk meningkatkan hubungan dan dukungan masyarakat, pemerintah militer Jepang senantiasa mempropagandakan dengan gerakan 3A yang tampil dengan selogan: Nippon pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon cahaya Asia. Pemerintah militer Jepang juga bermaksud ingi memudarkan pengaruh Belanda, untuk itu mereka merusak dan menghancurkan simbol-simbol peninggalan kolonial Belanda. Sekolah-sekolah peninggalan kolonial terdahulu digantikan dengan sistem pendidikan jepang, yang berbasis pada pengajaran bahasa Jepang, lagu-lagu Jepang, terutama lagu kebangsaan Kimigayo, merupakan kurikulum wajib disamping pelajaran lainnya. Selain itu para murid wajib melakukan senan gaya Jepang yang dikenal dengan Taiso. Belanda Belanda, Bahasa Inggris, dan semua pelajaran yang bercorak Belanda atau Eropa dilarang diajarkan pada murid. Tingkat pendidikan Sekolah Rakyat tiga tahun (derde jaar Volkscool) diganti penyebutan dengan Kogakho, sementara Sekolah Lanjutan (Vervolgschool) disebut Futsu Yogya Kogakho (lama belajar 6 tahun). Periode pemerintahan militer Jepang menciptakan ketakutan psikologis bagi masyarakat. Pemerintah militer melarang masyarakat untuk mendengarkan radio dan meninggalkan tempat tinggal untuk bepergian ke tempat lain berakibat terisolasi dari dunia luar. Kehidupan masyarakat serba dibatasi, penyelengaraan dan upaca perkawinan hanya diikuti atau dihadiri kalangan keluarga dekat saja. Penguburan atau upacara perkawinan dilakukan cepat-cepat waktu siang. Malam hari diberlakukan jam malam, masyarakat harus segera cepat memadamkan lampu terutama pada masa akhir pendudukan Jepang.
Kata Kunci: Mori Pada Masa Pemerintahan Jepan Tahun 1945-1942.
Download berkas