Penulis / NIM
SULEMAN PATEDA / 231417037
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SEJARAH
Pembimbing 1 / NIDN
Drs. JONI APRIYANTO, M.Hum / 0001046805
Pembimbing 2 / NIDN
HELMAN MANAY, S.Pd, M.Hum / 0030038704
Abstrak
ABSTRAK
Suleman Pateda Nim 231417037, Skripsi yang berjudul Tokoh Adat Limboto Abdul Wahab Lihu 1937-2015. Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Di bawah bimbingan Bapak Drs. Joni Apriyanto, M.Hum sebagai pembimbing I dan Bapak Helman Manay, S.Pd, M.Hum sebagai pembimbing II.
Metode yang digunakan adalah metode Penelitian sejarah, yakni dengan empat langkah prosedur penelitian sejarah: Pertama, Heuristik yakni pengumpulan sumber-sumber sejarah. Kedua, menguji keaslian dan kebenaran sumber (Verifikasi/Kritik sumber). Ketiga, penafsiran atau interpretasi. Keempat, yakni Historiografi yaitu penulisan sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pertama, Perjalanan hidup seorang tokoh Abdul Wahab Lihu pada tahun 1937-2015. Kedua peran Abdul Wahab Lihu sebagai tokoh adat di Gorontalo dan peran sebagai tokoh masyarakat.
Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa Abdul Wahab Lihu lahir di Gorontalo pada tanggal 7 Oktober 1937. Ilato H. Lihu dan Hanifa Rahmola merupakan kedua pasangan yang serasi dan menbangun rumah tangga yang sakinah. Selain Abdul Wahab Lihu, Ilato H. Lihu dan Rahmola memiliki 3 orang anak. Anak pertama Ani H. Lihu (Almarhuma), Anak kedua yakni Tuti Lihu (Almarhuma) serta anak yang terakhir Nurdin Lihu (Almarhum). Abdul Wahab Lihu menempuh pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat lulus pada tahun 1950. Menenpuh sekolah menengah pertama lulus tahun 1953 dan melanjutkan ke sekolah menengah atas lulus pada tahun 1956.Abdul Wahab Lihu menikah dengan Rahima Yahidin dengan adat Gorontalo pada tamnggal 31 Oktober 1979 di Limboto. Abdul Wahab Lihu dikarunai empat anak, anak pertama Mohamad Taufik Lihu, anak kedua Femi Lihu, anak ketiga Lestari Lihu, dan anak yang terakhir Mohamad Buyung Lihu. Peran Abdul Wahab Lihu sebagai tokoh adalah Abdul Wahab Lihu dengan Pulanga Baa�te Lo Limutu, melestarikan dan mengamalkan terhadap nilai-nilai adat istiadat di Gorontalo. Sebagai tokoh masyarakat di Hunggaluwa selalu mengutakaman gotong royong dan menjaga hubungan sosial yang baik. Pernah dianugrahi penghargaan tingkat nasional atas dedikasi dan pengabdiannya dalam mengembangkan seni tradisi lisan Tuja�i pada tanggal 22 September tahun 2015 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Bapak Anies Baswedan.
Kata Kunci : Abdul Wahab Lihu, Adat, Masyarakat.
ABSTRACT
Suleman Pateda, Student ID Number 231417037, Abdul Wahab Lihu as Limboto Traditional Figures in 1937-2015. Department of History Education, Faculty of Social Sciences, State University of Gorontalo. The Principal Supervisor is Drs. Joni Apriyanto, M.Hum, and the Co-supervisor is Helman Manay, S.Pd., M.Hum.
The research employs a historical research method, with four steps of historical research procedures: The first is Heuristics, namely the collection of historical sources. The second is testing the validity and reliability of the sources (Verification/Criticism of sources). The third is interpretation. The fourth is Historiography, namely the writing of history. This study aims to determine: First, the life journey of Abdul Wahab Lihu in 1937-2015; Second is the role of Abdul Wahab Lihu as a Gorontalo traditional leader and the role as a stakeholder.
The research finding reveals that Abdul Wahab Lihu was born in Gorontalo on October 7, 1937. The parents were llato H. Lihu and Hanifa Rahmo, two. harmonious couples who had a harmonious household. Besides Abdul Wahab Lihu, llato H. Lihu and Rahmola have three children. The first child is Ani H. Lihu (Almarhuma), the second child is Tuti Lihu (Almarhuma), and the last child is Nurdin Lihu (Almarhum). In addition, Abdul Wahab Lihu took his primary education at Sekolah Rakyat, graduating in 1950. He graduated from junior high school in 1953 and continued to senior high school, and was graduated in 1956. Abdul Wahab Lihu married Rahima Yahidin in the Gorontalo tradition on October 31, 1979, in Limboto. He has four children, the first child is Mohamad Taufik Lihu, the second child is Femi Lihu, the third child is Lestari Lihu, and the last child is Mohamad Buyung Lihu. His roles as a traditional figure, namely Abdul Wahab Lihu with Pulanga Baa'te Lo Limutu, meant that he preserved and practiced traditional Gorontalo values. As a stakeholder in Hunggaluwa, he always prioritized mutual assistance and maintained good social relations. He was awarded a national level award for his dedication and devotion in developing the art of the Tuja'i oral tradition on September 22, 2015, by the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia, at the time was Anies Baswedan.
Keywords: Abdul Wahab Lihu, Tradition, Community
Download berkas