Penulis / NIM
YULYA DUE / 281409062
Program Studi
S1 - SOSIOLOGI
Pembimbing 1 / NIDN
Prof. Dr. RAUF A HATU, M.Si / 0016126307
Pembimbing 2 / NIDN
SAINUDIN LATARE, S.Pd.,M.Si / 0010087509
Abstrak
Abstrak
Yulya Due. 281409062. Penelitian ini berjudul: “Kehidupan Subkultur Punk Di Kota’’ Gorontalo dibawah bimbingan Dr.H. Rauf Hatu M.Si dan Sainudin Latare M.Si
Punk yang dianggap sebagai gaya hidup menyimpang bagi anak muda, saat ini bermunculan dan menjadi fenomena khususnya di Kota Gorontalo. Punk dinilai sebagai gerakan kontra kultur, yang berupaya keluar dari “penjara” struktural, tentu dengan pandangan ideal tentang kehidupan. Namun, sejumlah kritik bermunculan akibat eksistensi punk yang tidak lebih sebagai “punk rock”, atau keluar dari latar sejarahnya. Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk mengetahui alasan di balik pilihan masuk ke dalam komunitas Punk, serta aktifitas kelompok tersebut. Tentu saja, penelitian ini akan berusaha mendeskripsikan “Kehidupan Subkultur Punk Di Kota Gorontalo” dari sudut pandang emik, dan mengeliminir pandangan-pandangan struktural.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan fenomenologi untuk dapat menggambarkan sifat-sifat individu, kelompok, dan keadaan atau kehidupan sosial budaya. Pengambilan data dan wawancara dilakukan secara purposive sampling. Penelitian ini merupakan studi kasus, dimana data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan para punker yang menjadi objek penelitian, serta unsur-unsur lain yang dianggap mampu memberikan informasi tentang kehidupan subkultur punk di Kota Gorontalo. Isu pokok yang tercakup dalam wawancara ini ialah kehidupan subkultur punk di Kota Gorontalo. Fokus utama dalam pertanyaan dalam wawancara diarahkan pada bagaimana kehidupan subkultur punk di kota Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa punk di Kota Gorontalo 8 adalah komunitas subkultur yang terinfluence dari punk Manado. Gaya punk di Kota Gorontalo akhirnya hanya menjadi biroklase tanpa acuan makna- makna keaslian, tak lagi memiliki makna tersembunyi ataupun transformasi ironi, hanya menjadi mode fesyen dan pastiche (imitasi) tanpa makna yang juga mulai jauh dari idiologi sebenarnya, tapi lepas dari semua itu punk di Kota Gorontalo tetap merupakan sebuah subkultur.
Kata Kunci: Punk, Subkultur, Gorontalo
Download berkas