Penulis / NIM
NURAIN A. NUSI / 311409134
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Pembimbing 1 / NIDN
Dr. FATMAH AR UMAR, M, Pd / 0004016005
Pembimbing 2 / NIDN
Dr. SANCE LAMUSU, M.Hum / 0030086305
Abstrak
ABSTRAK
NURAIN A. NUSI Skripsi. Tahuli pada Upacara Adat Pulanga Masyarakat Gorontalo. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya Di bawah bimbingan Dr. Fatmah AR Umar, M.Pd. dan Dr. Sance Lamusu, M.Hum.
Permasalahan yang di angkat adalah (1) bagaimana makna simbol kata dan kalimat tahuli berdasarkan konvensi lingkungan sosial ; (2) bagaimana makna simbol kata dan kalimat tahuli berdasarkan denotatif, konotatif atau anotatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbol yang terdapat dalam tahuli baik yang berdasarkan hasil konvensi (perjanjian) suatu lingkungan masyarakat maupun makna simbol berdasarkan konotatif, denotatif, ataupun anotatif.
Metode yang digunakan untuk menganalisis makna simbol kata dan kalimat tahuli adalah metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah studi dokumentasi dan wawanara.. Analisis data dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menyimpulkan. Data di analisis dengan menggunakan pendekatan Semiotik.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan bahwa dalam tahuli terdapat banyak makna simbol baik yang berdasarkan konvensi lingkungan sosial maupun berdasarkan konotatif, denotatif, atau anotatif. Dari hasil analisis ditemukan ada 6 kata yang mengandung makna simbol berdasarkan konvensi lingkungan sosial, yaitu: 1). Eeyaanggu (tuan), 2) eeya (tuan), 3) Bandla (ananda), 4) Ta’uwa (khalifah), 5) Modidi ode hulato (akan larut laksana garam), 6) Wuudiyo pongolito (hukum adat sangsinya). Dan ada 17 kata yang mengandung makna simbolyaitu: 1) Bubalata (tegas), 2) Tohuliya – totauwa (dari seluruh penjuru), 3) lopo’o wali balata (pencipta hukum adat), 4) Huta (tanah), Taluhu (air), 5) Upango (harta), 6) Ambuwa (tertib), 7) Mopopio lahuwa (membangun negeri), 8) Tuango (anak), 9) ode pao tumopolo ‘laksana rumput tak hanyut’, 10) Bubato (leluhur), 11) Kadato (kraton), 12) Wombu pulu lo hunggiya (cucunda yang mulia), 13) ode longi umombito (bagai getah melekat), 14) Hiu’upa poliyama ( bagai bintang bertebaran), 15) ngango data puputo (berkata banyak khilafnya / boros), 16) bo ngango molahepo (terucap yang keliru), 17) ito lonika lo nyawa (jiwa raga dipadukan).
Kata kunci: Tahuli Upacara Adat Pulanga
Download berkas