SKRIPSI

Penulis / NIM
SALHA ALHASNI / 311412027
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Pembimbing 1 / NIDN
Dr. ELLYANA HINTA, M.Hum / 0023086208
Pembimbing 2 / NIDN
Dr MUNKIZUL UMAM KAU, S.Fil.I, M.Phil / 0029037601
Abstrak
ABSTRAK Salha Alhasni. 2019. Makna Simbol Verbal dalam Tradisi Torobarango Salah satu Puisi Lisan Masyarakat Atinggola Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I: Dr. Ellyana G. Hinta, M.Hum, Pembimbing II: Dr. Munkizul U.Kau, M.Phil. Pelaksanaan tradisi torobarango memiliki lima tahapan musyawarah adat. Kelima tahapan tersebut diiringi dengan lantunan tujaâi yang dituturkan oleh utoria, tetapi saat ini hanya sebagian tujaâi yang dilantunkan, hal ini karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang makna yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, pengetahuan tersebut perlu diungkapkan dalam penelitian ini dengan mendeskripsikan proses pelaksanaan torobarango, mendeskripsikan simbol yang terdapat pada tradisi torobarango, dan mendeskripsikan makna simbol. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan teknik rekam, sedangkan analisis data dalam penelitian ini berupa (1) menerjemahkan; (2) mengidentifikasi; (3) mengklasifikasi; (4) menganalisis; (5) mendeskripsikan; (6) menyimpulkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) tradisi torobarango mempunyai lima tahapan yaitu: (1) tahap awal merupakan tahap pembuka yang terdiri dari kegiatan pemingan yakni ditandai dengan lantunan tujaâi berisi pujian-pujian yang digunakan oleh utoria ditujukan kepada sang gadis sebagai tanda pinangan; (2) duantaga yakni pembicaraan tingkat dua yang membahas tentang mahar pernikahan; (3) toruntaga yakni pembicaraan tingkat tiga membahas besarnya biaya pernikahan; (4) apantaga yakni pembicaraan tingkat empat yakni penetapan pelaksanaan pernikahan; (5) rimantaga yakni menyerahkan biaya pernikahan yang telah dimusyawarakan dan disepakati sebelumnya. (2) tradisi torobarango memiliki makna simbol verbal, (3) makna simbol verbal pada tradisi torobarango terdiri atas dua yaitu makna simbol verbal pihak laki-laki dan pihak perempuan. Makna simbol pada pihak laki-laki terdapat pada kalimat donoibere-berengo orowana (berlenggang kanan), dea-deampango orowana (melangkah kekanan) sebagai simbol melakukan perkara baik yang berhubungan dengan kemuliaan. Perkara baik yang dimaksud disini adalah meminang, orang tua dari pihak calon mempelai laki-laki datang dengan tujuan mengutarakan maksud untuk meminang calon mempelai perempuan atas dasar niat serta permohonan restu. Makna simbol verbal torobarango pihak perempuan yaitu onda nia daita mao angka amudepa (dikatakan ada belum ada), daita mao depa nadoangka (dikatakan belum ada namun ada) makna lamaran tersebut diterima baik oleh keluarga pihak perempuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tradisi torobarango dalam masyarakat Atinggola terdapat makna simbol verbal.
Download berkas

ARSIP

2024
Skripsi tahun 2024
2023
Skripsi tahun 2023
2022
Skripsi tahun 2022
2021
Skripsi tahun 2021
2020
Skripsi tahun 2020
2019
Skripsi tahun 2019
2018
Skripsi tahun 2018
2017
Skripsi tahun 2017
2016
Skripsi tahun 2016
2015
Skripsi tahun 2015
2014
Skripsi tahun 2014
2013
Skripsi tahun 2013
2012
Skripsi tahun 2012
2011
Skripsi tahun 2011