SKRIPSI

Penulis / NIM
KHADIJA / 311416040
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Pembimbing 1 / NIDN
Dr. ELLYANA HINTA, M.Hum / 0023086208
Pembimbing 2 / NIDN
JAFAR LANTOWA, S.Pd., M.A / 0008048802
Abstrak
ABSTRAK Khadija R. Ahmad. 311416040. 2020. ��Ã..."Strukturasi Kekuasaan dan Kekerasan Simbolik dalam Novel Tempurung karya Oka Rusmini (Perspektif Pierre Bourdieu)��.Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I: Dr. Ellyana Hinta, M.Hum. Pembimbing II: Jafar Lantowa, S.Pd., M.A. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan strukturasi kekuasaan dan kekerasan simbolik yang terjadi dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini. Fokus penelitian yaitu 1) strukturasi kekuasaan; dan 2) kekerasan simbolik dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini. Penelitian ini menggunakan perspektif Pierre Bourdieu untuk menemukan strukturasi kekuasaan dan kekerasan simbolik. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitian yakni strukturasi kekuasaan dan kekerasan simbolik. Sumber data adalah kutipan, kalimat dan paragraf yang terdapat dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini. Teknik pengumpulan data yaitu teknik pustaka, baca dan catat. Teknik analisis data dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis, mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil analisis data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pertama terdapat strukturasi kekuasaan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini yakni (1) adanya keempat modal di dalam novel tersebut yakni modal ekonomi, modal sosial, modal budaya dan simbolik. Namun, modal yang paling berpengaruh yakni modal sosial. (2) kelas-kelas di dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini di pengaruhi oleh modal yang mereka miliki. Agen yang memiliki modal yang paling banyak dan habitus yang berpihak kepada mereka menduduki kelas dominan, sementara kelas bourjuis kecil diduduki oleh para agen yang memiliki ambisi untuk menaiki tangga sosial, kelas ini memiliki modal yang lebih banyak dari kelas popular, namun bukan berarti mereka tidak menerima kekerasan simbolik. Selanjutnya, kelas popular berisikan agen yang memiliki modal paling sedikit, sehingga paling sering mendapatkan kekerasan simbolik. (3) habitus dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini merupakan habitus sosial yang terdapat dalam masyarakat Bali. (4) ranah yang terdapat dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini yakni ranah sosial masyarakat Bali. Kedua kekerasan simbolik dalam Novel Tempurung karya Oka Rusmini menggunakan mekanisme eufemisme dan sensorik. Kekerasan simbolik yang paling banyak terjadi yakni kekerasan simbolik yang dilakukan oleh para agen pemilik modal sosial seperti orang tua terhadap anaknya dan hubungan sosial lainnya. Kata kunci: strukturasi kekuasaan, kekerasan simbolik, novel, Bourdieu.
Download berkas

ARSIP

2024
Skripsi tahun 2024
2023
Skripsi tahun 2023
2022
Skripsi tahun 2022
2021
Skripsi tahun 2021
2020
Skripsi tahun 2020
2019
Skripsi tahun 2019
2018
Skripsi tahun 2018
2017
Skripsi tahun 2017
2016
Skripsi tahun 2016
2015
Skripsi tahun 2015
2014
Skripsi tahun 2014
2013
Skripsi tahun 2013
2012
Skripsi tahun 2012
2011
Skripsi tahun 2011