Penulis / NIM
NURWINDA OKTAVIANI LANANGAWA / 311417071
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Pembimbing 1 / NIDN
Prof. Dr. MOH. KARMIN BARUADI, M.Hum / 0026105810
Pembimbing 2 / NIDN
Dr. SITTI RACHMI MASIE, S.Pd, M.Pd / 0008048002
Abstrak
Nurwinda Oktaviani Lanangawa. NIM 311 417 071. 2022. Ekologi Sastra pada Novel Mata di Tanah Melus Karya Okky Madasary (Pendekatan Ekokritik). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I: Prof. Dr. Moh.Karmin Baruadi, M.Hum. Pembimbing II: Dr. Sitti Rachmi Masie, S.Pd.,M.Pd.
Penelitian ini difokuskan pada interaksi tokoh dengan lingkungan dan nilai kearifan lingkungan dalam novel Mata di Tanah Meluskarya Okky Madasary.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi tohoh dengan lingkungan dan nilai kearifan lingkungan dalam novel Mata di Tanah Melus karya Okky Madasary. Teori ekologi sastra pada pendekatan ekokritik menjadi landasan teori dalam penelitian ini.
Teori ekologi sastra perspektif menafsirkan sastra dengan mempertimbangkan lingkungan. Maka ekologi sastra pun berupaya memberikan bobot sastra dari sisi ekologis. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian ini berupa interaksi tokoh dengan lingkungan dan nilai kearifan lingkungan yang diperoleh dari novel Mata di Tanah Melus karya Okky Madasary. Sumber data penelitian ini merupakan novel karya Okky Madasary yang berjudul Mata di Tanah Melus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini teknik kajian pustaka yang melalui kegiatan menentukan teks, tahap pembacaan, mengidentifikasi, mencatat, menafsirkan danmembuat deskripsi. Teknik analisis data dilakukan dengan mengindentifikasi, kategorisasi, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian yang ditemukan, interaksi tokoh dengan lingkungan dalam novel ini terdapat penggambaran langsung interaksi tokoh Matara dengan alam di Belu dan Melus. Tokoh Matara dapat bertahan berada di alam karena interkasinya dengan lingkungan berjalan seirama dengan perkembangan alur penceritaan oleh penulis.Nilai kearifan lingkungan yang diilustrasikan dalam novel ini masih kental dengan nilai-nilai budaya adat-istiadat. Seperti pelaksanaan upacara permisi bagi pendatang baru. Tentunya hal tersebut melibatkan seluruh anggota masyarakat Belu dan Melus.
Download berkas