SKRIPSI

Penulis / NIM
ENI BADRIAH AHMAD / 341413029
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK
Pembimbing 1 / NIDN
ZULKIPLI, S.Pd, M.Sn / 0026037702
Pembimbing 2 / NIDN
Dr. RIANA DIAH SITHARESMI, S.Sn., M.A / 0024037305
Abstrak
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini yaitu proses pelaksanaan pembelajaran bermain peran pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Tujuannya yaitu untuk melihat pemahaman Siswa terhadap peran yang di mainkan serta melihat sejauh mana kemampuan Siswa dalam melakukan setiap peran yang di berikan dengan menggunakan strategi pembelajaran Kreatif-Produktif. Data diperoleh melalui Observasi dan Dokumentasi dari proses pembelajaran kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Kualitatif bersifat Deskriptif analisis. Pembelajaran bermain peran pada siswa kelas XI IPA 1 melalui langkah Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Materi ajar meliputi Pengantar Drama dan teater, Pementasan Drama, Bermain Peran berdasarkan Karakter, Teknik Bermain Peran, Teknik Bermain Drama, Pengapresiasian Drama, Belajar menjadi Aktor dan Praktek Bermain Peran. Pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang dilakukan sebelumnya. Dari proses pembelajaran ini maka didapatkan hasil 8 orang yang baik, 23 orang cukup baik dan 4 orang siswa kurang baik. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bermain peran menggunakan strategi Kreatif-Produktif berhasil dalam proses pemahaman terhadap materi yang diberikan, namun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemahaman yang disajikan dalam bentuk penampilan. Kata Kunci : Bermain Peran, Kreatif-Produktif. ABSTRACT The problem in this research is the process of implementing role playing learning in class XI IPA 1 students of SMA Negeri 1 Kabila, Bone Bolango Regency. The goal is to see students 'understanding of the role being played as well as to see the extent to which students' abilities in performing each role are given using the Creative-Productive learning strategy. Data obtained through observation and documentation of the learning process then analyzed using descriptive qualitative analysis method. Learning to play a role in class XI Science 1 through the steps of Planning, Implementation and Evaluation. Teaching material includes Introduction to Drama and Theater, Drama Staging, Role Playing based on Character, Role Playing Techniques, Drama Playing Techniques, Appreciation of Drama, Learning to Become Actors and Role Playing Practice. The learning process is carried out in accordance with previous planning. From this learning process we get 8 good people, 23 good enough and 4 poor students. So the results of the study can be concluded that role playing learning using the Creative-Productive strategy is successful in the process of understanding the material provided, but requires more time for the understanding presented in the form of appearance. Keywords: Role Playing, Creative-Productive. I PENDAHULUAN SMA Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango, memberikan pengajaran seni teater kepada siswanya sebagai salah satu materi pelajaran seni budaya. Sekolah ini memiliki dua jurusan yakni IPA dan IPS. Terdapat tiga puluh tujuh tenaga pendidik yang berkompeten dibidangnya. Mata pelajaran seni budaya diajarkan oleh satu guru yang merupakan sarjana pendidikan seni rupa. Tentunya, dengan jumlah siswa yang mencapai 1122 orang maka satu guru seni yang ada dirasa tidak cukup untuk memberikan pembelajaran seni. Dalam proses pembelajaran seni peran, siswa diarahkan untuk mengetahui bagaiman memerankan suatu tokoh dalam naskah teater. Menurut Suyatna Anirun, seni peran memberikan panduan bagi seorang aktor untuk memerankan tokoh didalam sebuah naskah (1998:43). Kurangnya guru seni seperti tersebut diatas berpengaruh pada pembelajaran seni peran, yang di indikasikan dengan kurangnya pengalaman dan pemahaman siswa tentang seni peran. Materi seni teater diajarkan kepada siswa kelas XI semester II dan menitik beratkan pada pembelajaran seni peran. Untuk mengajarkan seni peran kepada siswa, dibutuhkan kreativitas guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Guru pengajar seni peran di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kabila menyampaikan materi dengan lebih dulu memberi tugas kepada siswa untuk mencari naskah teater teradisonal. Selanjutnya siswa diminta untuk menjelaskan mengenai prosedur seni peran sesuai kaidah teater baik teradisional dan teater modern (Silabus seni teater kelas XI semester Genap 2018/2019). Peneliti mengamati pementasan dari hasil pembelajaran seni peran tersebut, dan menganggap bahwa siswa belum maksimal bermain teater. Anggapan peneliti ini mengacu pada hakikat seni peran menurut Anirun (1998:43) yaitu Ã���Ã..."Aktor atau seniman pemeranan adalah yang meujudkan peran lakon kedalam realita seni pertunjukan����. Peneliti yang juga berperaktek mengajar disekolah tersebut mencoba menerapkan suatu strategi pembelajaran yang berbeda dari strategi pembelajaran sebelumnya digunakan oleh guru seni budaya yang mengajarkan materi seni peran. strategi pembelajaran yang coba diterapkan oleh peneliti adalah strategi Kreatif-produktif. Strategi pembelajaran kreatif-produktif merupakan bagian esensial dalam pemecahan masalah tentang bagaimana cara meningkatkan kreativitas yang masih terpendam dalam diri siswa. Made Wena dengan mengutip teori Wankat dan Oreovoc mengatakan bahwa, Ã���Ã..."Meningkatkan kreativitas siswa dapat ditempuh dengan mendorong siswa untuk kreatif, mengajari siswa beberapa metode untuk menjadi kreatif, dan menerima ide-ide kreatif yang dihasilkan siswa����(2016:138). Strategi Keratif-Produktif menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran strategi ini menekankan pada keterlibatan siswa yang bertujuan agar siswa lebih memahami materi yang diberikan baik dalam bentuk konsep maupun praktek. Melalui strategi ini diharapkan siswa dapat: (1) mengesplorasi kemampuannya, (2) mendapatkan pengetahuan tentang seni peran, (3) dapat menuangkan ide dan gagasan dalam mengembangkan keterampilan. Strategi kreatif-Produktif diharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi dan memberi pengalaman seni peran pada siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar strategi Kreatif-Produktif, dimana siswa dituntut untuk terlibat secara intelektual dan emosional, Siswa juga diberikan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama atau kelompok. Peneliti merasa bahwa strategi ini akan dibutuhkan dalam proses pembelajaran seni peran siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone. Atas dasar itulah kemudian memicu semangat peneliti termotifasi dalam melakukan penelitian disekolah ini II RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan rumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana pembelajaran seni peran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif pada siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango?. 2. Seberapa jauh siswa mampu menampilkan seni peran menggunakan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif? III LANDASAN TEORI Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, berbicara tentang belajar adalah berbicara tentang sesuatu yang tidak pernah berakhir sejak manusia ada dan berkembang. Sumani (2011:9) mengatakan bahwa Ã���Ã..."Belajar adalah suatu aktivits atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dam mengokohkan kepribadian����. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan guru dengan menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Wena (2016:2) mengutip Degeng yang mengatakan bahwa Ã���Ã..."Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa����. Dengan demikian, strategi pembelajaran berarti cara untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Strategi Pembelajaran Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran. Uno Hamzah, (2018:1) mengutip Kozna Ã���Ã..."secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu����. Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran adalah cara atau rencana yang akan dilakukan guru dengan mengatur langkah-langkah yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Strategi pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi diri mereka dalam proses pembelajaran. Tidak hanya siswa, startegi pembelajaran juga membantu guru agar memiliki gambaran bagaimana cara membantu siswa dalam proses pembelajaran. Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Menurut Made Wena (2016:139) Ã���Ã..."Pada awalnya strategi kreatif-produktif disebut dengan strategi strata, kemudian dengan berbagai modifikasi dan pengembangan strategi ini disebut dengan strategi keratif-prosuktif. Strategi kreatif-produktif merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran seperti strategi pembelajaran konstruktif, strategi pembelajaran kolaboratif dan koopratif����. Tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi ini yaitu (a) Orientasi, dimana sebelum masuk pada proses pembelajaran guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang diterapkan. (b) Eksplorasi, dalam tahapan ini siswa melakukan eksplorasi terhadap masalah/konsep yang dikaji, eksplorasi yang dilakukan siswa adalah melakukan percobaan pertama untuk melihat kemampuan mereka dalam berteater, sehingga guru dan siswa dapat melihat kekeliruan yang dilakukan dan dapat memperbaiki masalah tersebut. (c) Interprestasi, dalam hal ini hasil eksplorasi yang dilakukan diinterperstasikan melalui diskusi kelompok, tahapan interperstasi sangat penting dilakukan dalam kegiatan pembelajaran karna melalui tahapan interperstasi siswa didorong untuk lebih berpikir tingkat tinggi (analisis,sintesis, dan evaluasi) sehingga terbiasa dalam memecahkan masalah. (d) Re-kreasi, dalam tahapan ini siswa ditugaskan untuk dapat melalukan atau menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahamannya terhadap konsep,topik, dan masalah yang dikaji. Siswa kembali melakuan penampilan teater secara berkelompok didepan kelas, untuk melihat hasil perubahan dari setiap proses yang mereka lalui. (e) Evaluasi, tahapan ini dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Selama proses pembelajaran evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap, dan kemampuan berpikir siswa, hal-hal yang dinilai selama proses pembelajaran adalah hasil eksplorasi, kemampuan berpikir kritis dan logis dalam memberikan pandangan, kemampuan untuk melakuan kerja sama dalam memecahkan setiap masalah yang ada. Sedangkan evaluasi yang dilakuan pada akhir pembelajaran adalah evaluasi terhadap apa yang siswa tampilkan. Penilainan dapat disepakati bersama pada waktu orientasi. Pengertian Teater Menurut Soidiro Sutoto (2012:4) Kata teater juga berasal dari bahasa Yunani, ����Ã..."Theatron������ yang di turunkan dari kata ����Ã..."theaomai������ yang berarti takjub melihat, memandang. Teater dalam arti luas adalah sebuah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, dengan disaksikan orang banyak berdasarkan pada naskah yang tertulis, dengan melalui proses latihan yang tidak sebentar����. Sebuah pertunjukan teater tentunya membutuhkan seorang pemeran atau orang yang memerankan tokoh yang tertulis dalam naskah. Seorang tokoh peran dituntut untuk dapat menggambarkan sifat dan watak tokoh yang diperankan. Pengertian Seni Peran Riantiarno (2011:107) mengatakan bahwa Ã���Ã..."Hakikat seni peran adalah meyakinkan. Jika berhasil meyakinkan penonton bahwa apa yang dilakukan aktor adalah benar, paling tidak itu sudah cukup����. Menurut Suyatna Anirun, Alinea III halaman 43 Pengertian aktor dan dirinya mengacu pada posisinya dalam seni peran. yang menjadi media dalam seni peran adalah diri sipemeran sendiri. Yang dimaksud diri si pemeran adalah tubuh dan sukmanya. Pada tubuh ada panca indra, anggota tubuh, dan peralatan vokal (suara). Dalam sukma ada kemauan/semangat, imajinasi, emosi, daya ingat, dan intelegensia.���� Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa seni peran menjadi unsur penting dalam seni drama dan teater karna tanpa kehadiran seni peran yang dilakukan seseorang atau banyak orang selaku pemeran diatas pentas tidak mungkin terjadi peristiwa teater. Penyajian Strategi Kreatif-Produktif dalam Pembelajaran Seni Peran Perencanaan dan persiapan meliputi (a) Mengenal siswa. Guru menyampaikan garis-garis besar materi untuk informasi awal, guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok secara acak untuk dapat saling bertukar ide dan pendapat. (b) Menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta materi apa saja yang akan dibahas, langkah-langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran, serta penilain seperti apa yang diterapkan. (c) Mengidentifikasi skenario. Skenario memberikan informasi kepada siswa tentang apa yang harus dilakukan siswa melalui cerita dalam naskah tersebut. (d) Menempatkan peran. Guru memberikan pengarahan tentang peran yang akan mereka mainkan, namun didalam pemilihan peran siswa dibebaskan untuk memilih peran apa yang mereka inginkan. Interaksi meliputi (a) Menjelaskan tujuan pembelajaran Pada setiap pertemuan diawal pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memfokuskan siswa serta memudahkan mereka untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan yang dicapai. (b) Membuat langkah-langkah yang jelas Dalam setiap pertemuan yang dilakukan saat proses pembelajaran, guru menyusun langkah pembelajaran, yang bertujuan untuk membantu siswa lebih mengetahui hal-hal apa saja yang mereka akan lakukan dari pertemuan pertama sampai pada akhir pertemuan. (c) Mengidentifikasi skenario. Pada awal pertemuan guru memberikan informasi tentang apa yang harus diketahui siswa sebagai pemegang peran, guru melakukan pemilihan skenario yang dirasa mampu membuat siswa larut dalam cerita. Guru memilih naskah Ã���Ã..."ayahku pulang���� yang fokus pada babak terakhir, naskah tersebut dipilih karna guru merasa naskah ini kaya akan makna kehidupan yang diharapkan mampu siswa sampaikan dalam penampilan mereka. (d) Mengurangi ketakutan saat tampil. Saat melakukan penampilan awal pada pertemuan ketiga dan saat melakuan penampilan terakhir pada pertemuan kedelapan, tentunya bukan hal mudah bagi siswa untuk menampilkan sebuah penampilan teater yang mungkin menjadi pengalaman awal mereka, hal ini menjadi tugas guru untuk menghilangkan ketakutan siswa saat melakukan sebuah penampilan didepan kelas, tahapan-tahapan dalam startegi kreatif-produktif diharapkan dapat membuat siswa akan menjadi lebih paham dan menumbuhkan keberanian serta rasa percaya diri sehingga mampu menuangkan segala bentuk pemahaman tentang materi-materi yang dibarikan melalui penampilan mereka. Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi dilakukan setelah proses interaksi selesai, dengan langkah-langkah (a) Guru meminta siswa untuk duduk kembali ketempat masing-masing. (b) Menanyakan siswa satu persatu tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. (c) Mempersilakan siswa untuk memberikan ide, pendapat, atau pertanyaan yang tibul saat proses pembelajaran berlangsung. (d) Guru memberikan masukan dan menyimpulkan hasil pembelajaran. (e) Guru memotifasi siswa agar lebih bersemangat lagi untuk mengikuti proses pembelajaran. IV METODE PENELITIAN Metode dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode ini dianggap efektif karna penulis melakukan pengamatan langsung dan melihat apa yang terjadi, tidak melalui perantara sehingga penulis dapat mendeskripsikan dalam bahasa ilmiah, data-data yang telah diperoleh di lapangan. Oleh karna itu didalam penelitian ini lebih mengutamakan proses dimana melalui informasi dan data-data yang diperolah, penulis dapat mengkajinya secarah ilmiah. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif dimana peneliti akan terjuan langsung dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian tidakan kelas. Dengan menggunakan batasan pengertian tiga kata inti, yakni penelitian, tidakan dan kelas. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan-kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama. Data dan Sumber Data Data dan sumber data adalah hal yang sangat penting, yang tentunya harus dimiliki oleh seorang peneliti dimana nantinya data-data tersebut akan menjadi hasil dari penelitian yang dilakukan. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi Peneliti melakukan metode observasi awal sebelum turun langsung untuk meneliti, dengan melihat lingkungan sekolah, dan kelas XI IPA 1 yang menjadi fokus penelitian yang akan dilakukan. b. Metode Perekaman Peneliti mengabadikan setiap momen penelitian melalui metode perekaman, baik dalam bentuk foto, maupun video. c. Metode Dokumen Metode pengumpulan dokumen-dokumen untuk penelitian, peneliti ambil dari guru mata pelajaran seni budaya, dan juga tata usaha SMA Negeri 1 Kabila. Berupa data-data mengenai sekolah, jumlah tenaga pendidik, tata usaha, dan jumlah siswa yang ada di SMA Negeri 1 Kabila. Analisis Data Analisis data bertujuan untuk mengumpulkan data primer dan skunder, yang kemudian diolah untuk dijadikan pegangan dalam penyusunan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan. Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. a. Reduksi Data Memilih dan memilah data yang sangat penting untuk mendapatkan data utama dari hasil penelitian. Dari hasil evaluasi pembelajaran dan dokumentasi pada saat penelitian serta didukung oleh buku-buku penunjang. b. Penyajian Data Aktifitas yang dilakukan oleh seorang peneliti, baik individu ataupun berkelompok untuk melengkapi proses pembuatan laporan atas hasil penelitian yang telah dilakukan, sehingga bisa dianalisis sesuai dengan standar keilmuan. c. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan secara memilih dan memilah hasil penelitian dan melakukan penarikan kesimpulan. V HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dikelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 24 perempuan. dari proses pembelajaran keseluruhan siswa tersebut mendapatkan hasil evaluasi belajar yang berbeda-beda. Yang terdiri dari 8 orang siswa yang baik, 23 orang siswa cukup baik, dan 4 orang siswa kurang baik. Penilaian yang peneliti lakukan berdasarkan perkembangan siswa dalam bentuk pemahaman materi tentang seni peran. Sedangkan dalam bentuk praktek, peneliti merasa membutuhkan waktu lebih dari dua bulan untuk benar-benar membentuk aktor yang kemudian siap untuk memerankan sebuah tokoh dalam naskah teater sesuai dengan standar seni peran menurut Anirun dalam bukunya Ã���Ã..."menjadi aktor����, membutuhkan waktu yang lama seperti proses latihan olah tubuh yang memakan waktu paling singkat dua hingga tiga bulan lamanya belum lagi proses-proses lainnya, yang tentu saja tidak sesuai dengan waktu penelitian yang hanya dilakukan dalam delapan kali pertemuan, yang di setiap pertemuan memiliki waktu 2x40 menit. Dengan latar belakang siswa yang tidak semuanya memiliki minta dan bakat untuk bermain teater, terlihat dari bagaimana mereka tetap memilih tampil dengan menggunakan naskah baik pada awal pertemuan sampai pada akhir pertemuan dimana peneliti sudah melakukan proses penelitian dan sudah menerapkan Strategi Keratif-Produktif. Dengan alasan belum dapat menghafalkan dialog dalam naskah, walaupun peneliti sudah memberikan materi-materi yang berisi tentang bagaimana proses hingga menjadi aktor yang siap untuk menampilkan sebuah pertunjukan teater. Peneliti juga menyadari kegagalan siswa dalam menghafalkan naskah tidak lepas dari kesalahan peneliti yang memberikan naskah yang memiliki percakapan yang cukup panjang sehingga siswa sulit untuk menghafalkan dialok dalam naskah tersebut mengingat waktu penelitian yang cukup singkat. Selain itu dari segi waktu saat proses pembelajaran, dimana jadwal pembelajaran seni budaya berlangsung pada hari senin dijam terakhir sehingga siswa kurang bersemangat dan sering kehilangan fokus pada saat proses pembelajaran berlangsung Dari pembahasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa, Strategi Kreatif-Produktif berhasil meninggkatkan kemampuan siswa dari segi pemahaman materi tentang seni peran, sedangkan dari segi praktek untuk menjadi seorang aktor, Strategi Keratif-Produktif membutuhkan waktu latihan yang lebih dari dua bulan agar sesuai dengan standar seni peran. Peneliti berharap dengan adanya proses pembelajaran seni peran dengan menggunakan startegi kreatif-produktif di SMA Negeri 1 Kabila, dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. VI KESIMPULAN Dari hasil pembelajaran seni peran mengunakan startegi kereatif-produktif di SMA 1 Negeri Kabila, peneliti merasa strategi yang digunakan cukup berhasil untuk membuat para siswa lebih percaya diri, dan juga lebih kreatif yang tentunya sangat membantu dalam memahami tokoh yang akan di perankan dan dalam strategi kreatif-produktif juga membantu mengembangkan imajinasi-imajinasi dalam berteater, namun dalam bentuk penampilan berteater, Strategi Keratif-Produktif memerlukan waktu yang cukup lama untuk membentuk tokoh atau aktor yang sesuai dengan standar seni peran. DAFTAR PUSTAKA Sumber Tertulis : Arief, Juang Nugraha 2013:Skripsi. Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Bringin 02 Kota Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang Anirun, Suyatna 1998. Menjadi Aktor. Bandung: Studiklup Teater Bandung. Dewojati, Cahyaningrum 2012. Drama (Sejarah, Teori dan Penerapannya). Yogyakarta: Javakarsa Media Endraswara, Suwardi 2011. Metode Pembelajaran Drama (Apresiasi, Ekspresi dan Pengkajian). Yogyakarta: CAPS M.T, Hidayat, 2010. Menyusun Skripsi dan Tesis. Bandung: Informatika Bandung Rohendi, Tjetjep 2011. Metode Penelitian Seni. Semarang: Prima Nusantara Riantiarno, N.2011. Kitap Teater. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Satoto, Soediro 2012. Analisis Drama dan Teater. Yogyakarta: Ombak Tambajong, Japi 1981. Dasar-dasar Dramaturgi. Bandung: CV Pustaka Prima Uno, Hamzah 2018. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Wena, Made 2016. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. Sumber Undang-undang: UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Sumber Internet: http://pendidikan.blogspot.co.id https://tesisdisertasi.com
Download berkas

ARSIP

2024
Skripsi tahun 2024
2023
Skripsi tahun 2023
2022
Skripsi tahun 2022
2021
Skripsi tahun 2021
2020
Skripsi tahun 2020
2019
Skripsi tahun 2019
2018
Skripsi tahun 2018
2017
Skripsi tahun 2017
2016
Skripsi tahun 2016
2015
Skripsi tahun 2015
2014
Skripsi tahun 2014
2013
Skripsi tahun 2013
2012
Skripsi tahun 2012
2011
Skripsi tahun 2011