SKRIPSI

Penulis / NIM
VERAYANA / 441411033
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN KIMIA
Pembimbing 1 / NIDN
Drs. MARDJAN PAPUTUNGAN, M.Si / 0015026004
Pembimbing 2 / NIDN
HENDRI IYABU, S.Pd, M.Si / 0009018002
Abstrak
ABSTRAK Verayana. 2016. Pengaruh aktivator HCl dan H3PO4 terhadap karakteristik (morfologi pori) Arang Aktif Tempurung kelapa serta uji daya adsorpsi pada logam timbal (Pb). Skripsi, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. Mardjan Paputungan, M.Si dan Pembimbing II Hendri Iyabu S.Pd, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas arang, morofologi permukaan pori, kandungan senyawa oksida, dan daya adsorpsi arang aktif tempurung kelapa tanpa aktivasi kimia dengan arang aktif tempurung kelapa yang menggunakan aktivator HCl dan H3PO4. Metode yang digunakan untuk menghasilkan arang aktif adalah karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi dilakukan melalui proses pembakaran tak sempurna, sedangkan aktivasi dengan menggunakan cara kimia yaitu dengan merendam arang dengan larutan asam klorida 3 N dan asam phospat 3 N. Arang aktif yang dihasilkan dikarakterisasi dengan Scanning Electron Mycroscopy (SEM) untuk mengetahui morfologi permukaan pori dan X-Ray Fluoresensi (XRF) untuk mengetahui kandungan senyawa oksida pada arang. Arang aktif yang dihasilkan diuji daya adsorpsinya terhadap logam timbal (Pb) dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas arang tempurung kelapa tanpa aktivasi dan arang aktif menggunakan aktivasi kimia memiliki kadar air berkisar antara 2,5 - 6,5 % dan kadar abu 8,5 - 10 % . Hal ini telah memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI 06 -3730-1995) yaitu kadar air maksimum 15 % dan kadar abu maksimum 10 %. Hasil analisa SEM menunjukkan morfologi pori arang aktif tempurung kelapa dengan menggunakan aktivasi kimia memiliki rongga pori yang lebih besar dibanding rongga pori arang tempurung kelapa tanpa aktivasi. Hasil analisa XR-F menunjukkan senyawa oksida arang tempurung kelapa tanpa aktivasi dengan arang arang aktif diaktivasi H3PO4 memiliki komposisi senyawa oksida presentase terbesar yang sama secara berturut-turut adalah Na2O, Fe2O3, MgO, K2O, CaO, sedangkan pada arang tempurung diaktivasi HCl terjadi perubahan komposisi kimia presentase terbesar secara berturut-turut yaitu MgO, Fe2O3, SiO, CaO, K2O, dan senyawa penyusun lainnya hanya dengan persentase yang kecil. Hasil uji daya adsorpsi menunjukkan prestase arang aktif tempurung kelapa dengan aktivator H3PO4 adalah 92,926 % , aktivator HCl adalah 77,813 %, dan arang tempurung tanpa aktivasi adalah 59,485 %. Kata kunci: Arang aktif, tempurung kelapa, morfologi pori, senyawa oksida, logam timbal (Pb). ABSTRACT Verayana. 2016. Effect of activators HCl and H3PO4 on the characteristics (morphology pore) On the coconut shell charcoal and adsorption power tests on metallic lead (Pb). Thesis, Department of Chemistry Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Gorontalo. Supervisor I Drs. Mardjan Paputungan, M.Si and Advisor II Hendri Iyabu S.Pd, M.Si. This study aims to determine differences in the quality of charcoal, morofologi pore surface, oxide compounds, and the adsorption capacity of activated charcoal coconut shell without chemical activation with coconut shell activated charcoal which uses activator HCl and H3PO4. The method used to produce the activated charcoal is carbonization and activation. Carbonization is done through the process of incomplete combustion, while activation by using chemical means, namely by soaking the charcoal with 3 N hydrochloric acid and phosphate acid 3 N. Activated charcoal produced Mycroscopy characterized by scanning electron (SEM) to determine the pore surface morphology and X- Ray Fluorescence (XRF) to determine the content of compound oxide on charcoal. Activated charcoal adsorption power produced is tested against the metallic lead (Pb) using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results showed that the quality of coconut shell charcoal and activated charcoal without activation using chemical activation has a moisture content ranging from 2.5 to 6.5% and ash content of 8.5 to 10%. It is compliant with the Indonesian National Standard (SNI 06 -3730-1995) ie maximum water content of 15% and a maximum ash content of 10%. The results of SEM analysis showed pore morphology coconut shell activated charcoal using a chemical activation are hollow pores larger than the pores of coconut shell charcoal cavity without activation. Results of analysis of XR-F show oxides coconut shell charcoal without activation with charcoal activated charcoal activated H 3 PO 4 has a composition of oxide compounds largest percentage is the same in a row is Na2O, Fe2O 3, MgO, K2O, CaO, whereas the activated charcoal HCl change the chemical composition of the largest percentage in a row, namely MgO, Fe2O3, SiO, CaO, K2O, and other building blocks with just a small percentage. Test results show the adsorption capacity of coconut shell activated charcoal prestase with an activator H 3 PO 4 is 92.926% , Activators HCl is 77.813%, and charcoal without activation is 59.485%. Keywords: Activated charcoal, coconut shell, pore morphology, oxides, metallic lead (Pb)
Download berkas

ARSIP

2024
Skripsi tahun 2024
2023
Skripsi tahun 2023
2022
Skripsi tahun 2022
2021
Skripsi tahun 2021
2020
Skripsi tahun 2020
2019
Skripsi tahun 2019
2018
Skripsi tahun 2018
2017
Skripsi tahun 2017
2016
Skripsi tahun 2016
2015
Skripsi tahun 2015
2014
Skripsi tahun 2014
2013
Skripsi tahun 2013
2012
Skripsi tahun 2012
2011
Skripsi tahun 2011