Penulis / NIM
GUNTUR HADI SAPUTRA / 521417006
Program Studi
S1 - TEKNIK ELEKTRO
Pembimbing 1 / NIDN
JUMIATI ILHAM, ST, MT / 0017107504
Pembimbing 2 / NIDN
YASIN MOHAMAD, ST., MT. / 0022027105
Abstrak
Penggunaan bahan bakar fosil telah mengakibatkan emisi gas rumah kaca yang dapat memicu pemanasan global. Selain itu, cadangan energi fosil yang terus berkurang juga menimbulkan kekhawatiran mengenai aspek ketahanan dan kelestariannya (sustainability). Oleh karena itu, energi baru dan terbarukan harus segera dikembangkan. Penggunaan biomassa sebagai alternatif bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sejalan dengan upaya Indonesia menuju net zero emission di masa depan. Selain turut meningkatkan kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional, cofiring juga berdampak positif kepada pengembangan ekonomi kerakyatan (circullar economy) karena dapat membuka lapangan kerja dan peluang bisnis di sektor biomassa khususnya yang berbasis sampah dan limbah .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kadar air, nilai kalor, laju pembakaran dan energi listrik yang dihasilkan dari limbah ranting bambu dan tempurung kelapa dengan variasi komposisi yang berbeda ����¯�¿�½���¯���¿���½" beda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen untuk mengetahui nilai kalor menggunakan alat bombcalorimeter, dan untuk mengetahui laju pembakaran menggunakan kompor biomassa.
Pada hasil penelitian didapatkan sampel yang paling baik dalam pemanfaatan limbah bambu dan tempurung kelapa dalam pembuatan biobriket menjadi sumber energi alternatif ada pada variasi arang tempurung 200 gram dan perekat sagu 10 gram (sampel 9) karena memiliki nilai kadar air 6.38%, nilai kalor 5663.9 kal/gram, laju pembakaran 0.227 gram/menit dan energi listrik yang dihasilkan dengan mengkonversi nilai kalor ke kWh sebanyak 6.5857 kWh/gram. Mengacu pada SNI 01-6235-2000 dimana kadar air tidak lebih dari 8% dan minimum nilai kalornya adalah 5000 kal/g .
Kata kunci: Biomassa, Biobriket, Kadar air, Kalor, Energi Listrik.
Download berkas