ABSTRAK
Nurhayati Dawali. 2013. “Bentuk,Fungsi,Dan Makna Tudung Kepala Pria Pada Busana Adat Perkawinan Masyarakat Gorontalo””. Skripsi, S1 Pendidikan Teknik Kriya, Jurusan Teknik Kriya, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing : (1) Drs. Yus Iryanto Abas, M.Pd, (2) Noval S. Talani, S.Sn, M.Ds, M.Si.
Penelitian ini bertujuan mengungkap bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala pria pada busana adat perkawinan masyarakat Gorontalo. Metode yang digunakan adalah kualitatif jenis deskriptif yaitu menguraikan fenomena pada obyek yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan mereduksi data, menyajikan data, untuk selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Subjek penelitian adalah bentuk, fungsi, dan makna tudung payungo dan paluwala. Sedangkan objek penelitian adalah tudung payungo dan paluwala pada pria sebagai bagian atas busana adat perkawinan masyarakat Gorontalo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada payungo memiliki dasar bentuk segi empat dan segi tiga hingga membentuk lingkaran kepala. Bentuk tambi’o atau hiasan buah bitila, rantai, buah padi, dan bulan bintang. Sedangkan pada tudung paluwala memiliki dasar bentuk segi tiga sama kaki, lingkaran, persegi, dan bulan sabit. Bentuk tambi’o paluwala berupa daun bitila, ular naga, rantai, bulan bintang, dan bunga rose (mawar). Tudung payungo dan paluwala memiliki fungsi sama secara umum sebagai tudung pria pada prosesi perkawinan dan memiliki fungsi seni, aksesoris, dan estetika. Makna bentuk tudung payungo dan paluwala yaitu bentuk segi tiga bermakna ke Esaan Tuhan, buah bitila bermakna adanya 7 Golongan Raja, buah padi bermakna kesatuan, bulan bintang bermakna hubungan manusia dan alam, dan makna rantai sebagai pengikat dari semua makna bentuk yang ada pada tudung payungo. Selanjutnya makna bentuk segi tiga sama kaki yaitu bermakna ke Esaan Tuhan, makna secara keseluruhan dari segi tiga sama kaki dan dua bentuk bulan sabit sebagai bagian samping kiri dan kanan tudung paluwala memaknai seorang Raja di angkat oleh 3 serangkai adat Gorontalo, daun bitila bermakna adanya 5 Kerajaan besar Gorontalo:Tuwawa, Hulontalo, Limutu, Bulango, Atingola dan juga 5 adat istiadat kehidupan Gorontalo: Wu’udu, Bubalata, Tinepo, Tambula’o, dan Buto’o, bentuk ular naga bermakna keadilan, bulan bintang selain bermakna hubungan manusia dan alam yang tak dapat dipisahkan juga bermakna 3 serangkai adat Gorontalo, bunga rose bermakna sebagai tambi’o, dan rantai bermakna pengikat untuk semua makna yang ada pada tudung paluwala. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan dalam hal bentuk, fungsi, dan makna dari masing-masing tudung payungo dan tudung paluwala.
Kata kunci: Bentuk, Fungsi, Dan Makna Tudung Payungo Dan tudung Paluwala.