Penulis / NIM
WISPA K. USULA / 544409031
Program Studi
S1 - PENDIDIKAN SENI RUPA
Pembimbing 1 / NIDN
Drs. SULEMAN DANGKUA, M.Hum / 0009126209
Pembimbing 2 / NIDN
ULIN NAINI, S.Pd., M.Sn / 0006058001
Abstrak
ABSTRAK
Wispa. 2012. Bentuk dan makna Alikusu Dlam Tradisi Adat Tumbilotohe di Gorontalo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Kriya , Fakultas Teknik , Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Drs. Suleman Dangkua, M.Hum dan Pembimbing II, Ulin Naini, S.Pd, M.Sn
Alikusu adalah pintu gerbang adat yang memiliki makna bagi masyarakat Gorontalo. Selain sebagai pintu gerbang adat, alikusu juga digunakan pada malam tumbilotohe sebagai tradisi oleh masyarakat Gorontalo. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan makna alikusu pada tradisi adat tumbilotohe.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu menguraikan keadaan yang nampak pada objek penelitian. Data-data yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan, observasu, wawancara, dan dokumentasi. Data tersebut kemudian direduksi dan selanjutnya dianalisis. Subjek dalam penelitian ini adalah bentuk dan makna alikusu yiladia Hulontalo dan yiladia Limutu. Sedangkan objek adalah tradisi adat tumbilotohe
Hasil penelitian ini merupakan uraian tentang bentuk dan makna alikusu yiladia. Bentuk alikusu yiladia meliputi bentuk segitga, persegi empat dan lingkaran. Adapun perbedaan bentuk alikusu yiladia Hulontalo alikusu dan yiladia Limutu terdapat pada bagian palang yang melintang pada bagian atas alikusu yiladia. Sedangkan atribut yang digunakan pada alikusu selain sebagi hiasan atribut ini memiliki makna tersendiri, yakni : lale bermakna tuwoto ta dadata,tabongo bermakna penahan pantangan gangguan iblis, polohungo bermakna tonulahu lo hilawo, patodu bermakna manisan pada bayi baru lahir, lambi bermakna kemakmuran.
Kata Kunci : Tumbilotohe, Bentuk, Makna, alikusu
Download berkas