SKRIPSI

Penulis / NIM
MUTTAQIN / 614410008
Program Studi
S1 - AGRIBISNIS
Pembimbing 1 / NIDN
SUPRIYO IMRAN, SP, M.Si / 0030097508
Pembimbing 2 / NIDN
AMELIA MURTISARI, SP, M.Sc / 0028978601
Abstrak
ANALISIS PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA TOTO UTARA KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO JURNAL MUTTAQIN 614410008 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2014 ANALISIS PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAHDI DESA TOTO UTARA KECAMATAN TILONGKABILAKABUPATEN BONE BOLANGO* ANALYSIS OF HOUSEHOLD INCOME AND WELFARE RICE FARMERS VILLAGE NORTH TOTO DISTRICT TILONGKABILA BONEBOLANGO DISTRICT By: Muttaqin **), Supriyo Imran ***), Amelia Murtisari ***) ABSTRACT The purpose of this study to determine: 1) Household income rice farmers in the village of Toto Northern District of Tilongkabila. 2) Household spending rice farmers in the Northern District of Tilongkabila Toto village. 3) The level of household welfare rice farmers in the Northern District of Tilongkabila Toto village. The research was conducted in the village of North Toto Tilongkabila District of Bone Bolango District since May to August, 2014. The method used in this study is using a survey method in which data collection is based on observations and interviews. The sampling technique used and the sample population, the population in the form of farmers whose paddy rice farming in the village of North Toto with sample 33 farmers. Data were analyzed using analysis method income, household income analysis method and Welfare Indicators According BKKBN and Welfare Indicators According Sayogyo. The results showed that: 1) Household income rice farmers Village North Toto average of Rp. 48,642,324 / year (derived from paddy rice farming Rp. 16,357,074 / year and beyond agriculture Rp. 32.28525 million / year). 2) Household spending rice farmers Village North Toto average of Rp. 44,271,273 / year (food expenditure of Rp. 11,803,364 / year and non-food expenditure of Rp. 32,467,909 / year). 3) The level of household welfare indicators rice farmers by BKKBN and Sayogyo (1977) including the indicator Prosperous III and Non-Poor. Keywords: Farm, Income, Welfare Penelitian Skripsi dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. ** Mahasiswa *** DosenPembimbing. ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Pendapatan rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila. 2) Pengeluaran rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila. 3) Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango sejak Bulan Mei sampai bulan Agustus 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode survei dimana pengumpulan data berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Teknik pengambilan sampel digunakan populasi dan sampel, yang populasinya berupa para petani yang berusahatani padi sawah di Desa Toto Utara dengan sampel 33 orang petani. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis pendapatan, metode analisis pendapatan rumah tangga dan Indikator Kesejahteraan Menurut BKKBN dan Indikator Kesejahteraan Menurut Sayogyo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Pendapatan rumah tangga petani padi sawah Desa Toto Utara rata-rata sebesar Rp. 48.642.324/tahun (berasal dari usahatani padi sawah Rp. 16.357.074/tahun dan di luar sektor pertanian Rp. 32.285.250/tahun). 2) Pengeluaran rumah tangga petani padi sawah Desa Toto Utara rata-rata sebesar Rp. 44.271.273/tahun (pengeluaran pangan Rp. 11.803.364/tahun dan pengeluaran non pangan Rp. 32.467.909/tahun). 3) Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah menurut indikator BKKBN dan Sayogyo (1977) termasuk pada indikator keluarga Sejahtera III dan Tidak Miskin. Kata Kunci: Usahatani, Pendapatan, Kesejahteraan PENDAHULUAN Pertanian sudah menjadi way of life bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Wajah pertanian akan kembali menjadi cerah mana kala para pelaku dengan didukung penuh oleh pemerintah dapat memahami peran dan fungsi pertanian, serta mampu mengelolanya dengan benar sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia. Pemahaman tentang pertanian dengan cara spesifiknya, serta peran pentingnya dalam hidup dan kehidupan manusia di era global saat ini mengharuskan fokus perhatian pertanian tidak lagi kepada sosial way of life, tetapi lebih kepada kegiatan ekonomi yang mampu membawa para pelakunya pada peningkatan produksi, pendapatan, dan perbaikan kesejahteraan hidupnya melalui cara pandang yang benar terhadap pertanian. Perhatian pemerintah melalui serangkaian kebijakan menjadi penentu keberhasilan pembangunan dan pengembangan pertanian (Hanafie, 2010:308). Usahatani padi sawah merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi sebagian besar masyarakat Indonesia (Suharyanto dan Widyantoro, 2008:1705). Meski pemerintah telah melakukan berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan produksi padi dan pendapatan masyarakat secara umum, namun masalah ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat tani dan masyarakat perdesaan sampai saat ini masih tetap menjadi masalah yang strategis. Semakin berkembangnya sektor pertanian, diharapkan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat desa, terutama petani padi. Pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi, dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat semakin meningkat, dengan diikuti membaiknya distribusi pendapatan petani padi (Maulana dan Supriyati, 2010:474). Pendapatan rumah tangga di pedesaan pada umumnya tidak berasal dari satu sumber, tetapi berasal dari dua atau lebih sumber pendapatan. Ragam sumber pendapatan tersebut diduga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan itu sendiri. Tingkat pendapatan yang relatif rendah mengharuskan anggota rumah tangga untuk lebih giat bekerja. Bagi sebagian rumah tangga, upaya tersebut tidak hanya menambah curahan jam kerja tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan lainnya (Cahyono et al.:2). Sementara itu menurut Sugiarto (2008:5), secara agregat pendapatan rumah tangga petani padi diperoleh dari dua sumber pendapatan, yaitu sumber pendapatan dari sektor pertanian dan non pertanian. Sumber pendapatan pertanian yang terdiri dari usaha pertanian dikelompokan menjadi tiga yaitu sumber pendapatan dari usahatani sawah/tegal, usahatani kebun dan pekarangan dan usaha ternak, dan diluar usaha pertanian seperti berburuh tani. Sumber pendapatan non pertanian terdiri dari usaha non pertanian (dagang, industri, angkutan dan jasa), Pegawai Negeri/TNI, pendapatan dari sumbangan lainnya. Secara garis besar kebutuhan rumah tangga dapat dikelompokkan ke dalam dua katagori besar, yaitu kebutuhan pangan dan bukan pangan. Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, rumah tangga akan mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Secara alamiah, kebutuhan pangan akan mencapai titik jenuh sementara kebutuhan non-pangan termasuk kualitas pangan tidak demikian halnya (Novita dan Mukhyar, 2011:276). Besarnya pendapatan yang diperoleh/diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Di negara-negara maju dan negara sedang berkembang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakatnya digambarkan melalui pendekatan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk (Arsyad, 1992) dalam (Winarti, 2008:25-26). Lebih lanjut, tingkat kesejahteraan pada umumnya dilihat melalui ukuran distribusi (pemerataan) pendapatan. Distribusi pendapatan perorangan merupakan ukuran yang paling umum digunakan. Ukuran ini menunjukkan hubungan antara individu-individu dengan pendapatan total yang mereka terima (Winarti, 2008:26). Berdasarkan uraian di atas yang menjadi permasalahan yaitu; 1) Bagaimana pendapatan rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila. 2) Bagaimana pengeluaran rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila. 3) Bagaimana tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di Desa Toto Utara, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian 2 Waktu penelitian yang dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2014. Jenis penelitian yang digunakan dalam menganilisis pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, menggunakan jenis penelitian survey langsung pada petani yang ada di desa tersebut. Data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer di peroleh dengan melakukan observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder seperti instansi yang terkait yaitu kantor BPS Provinsi serta Kantor Desa Toto Utara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menghitung pendapatan rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara sebagai berikut: Y='_(i=0)^n-'£-(P)+ '_(i=0)^n-'£-(NP)£-£- Dimana : Y = total pendapatan rumah tangga P = pendapatan rumah tangga dari kegiatan usahatani NP = pendapatan rumah tangga dari kegiatan non usahatani Untuk mengitung tingkat kesejahteraan petani menggunakan Indikator Kesejahteraan Menurut BKKBN dan Indikator Kesejahteraan Menurut Sayogyo. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendapatan Usahatani Padi Sawah Usahatani padi sawah merupakan salah satu sumber pendapatan utama di Desa Toto Utara. Pendapatan usahatani padi sawah ini yang akan diukur yaitu pendapatan yang didapat dari kegiatan usahataninya selama setahun. Pendapatan ini didapat dari selisih penerimaan yang diterima dengan biaya yang digunakan selama produksi dalam satu periode atau satu kali panen. Berikut rincian data pendapatan petani di Desa Toto Utara. Rata-rata pendapatan petani padi sawah di Desa Toto Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Rata-rata Pendapatan Petani Padi Sawah di Desa Toto Utara, 2014 No Uraian Luas Lahan (Ha) Nilai (Rp) Nilai/Ha (Rp/Ha) 1 Penerimaan 0,71 11.055.000 15.570.422 2 Total Biaya 0,71 5.666.442 7.980.904 3 Pendapatan 0,71 5.388.558 7.589.518 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014 Dari Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan petani responden di Desa Toto Utara sebesar Rp. 5.388.558 dengan pendapatan/ha Rp. 7.589.518/ha. Pendapatan Luar Sektor Pertanian Selain pendapatan dari usahatani padi sawah itu sendiri, pendapatan dari luar sektor pertanian pun berpengaruh pada pendapatan rumah tangga petani. Pendapatan luar sektor pertanian terdiri dari PNS, Buruh Bangunan, Wiraswasta, Honorer, dan masih banyak lagi. Untuk lebih jelasnya pendapatan luar sektor pertanian petani responden di Desa Toto Utara dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Tabel Pendapatan Luar Sektor Pertanian Petani Padi Sawah di Desa Toto Utara, 2014 No Jenis Pekerjaan Pendapatan/Bulan (Rp/Bulan) Pendapatan/Thn (Rp/Tahun) 1 PNS 4.146.857 49.762.284 2 Buruh Bangunan 2.320.000 27.840.000 3 Wiraswasta 3.764.615 45.175.380 4 Ketua Organisasi, Honorer, Tenaga Kontrak, dan Lain-lain 530.278 6.363.336 Jumlah 10.761.750 129.141.000 Rata-rata 2.690.437 32.285.250 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014 Dari Tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan luar sektor pertanian petani responden di Desa Toto Utara sebesar Rp. 2.690.437/bulan dengan pendapatan luar sektor pertanian per tahun sebesar Rp. 32.285.250/tahun. Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Pendapatan rumah tangga petani padi sawah yang akan diukur yaitu pendapatan yang didapat dari kegiatan usahataninya ditambahkan dengan pendapatan yang didapat dari luar sektor pertanian. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Toto Utara, 2014 No Sumber Pendapatan (Pekerjaan Petani) Pendapatan/Musim Tanam dan Pendapatan/Bln (Rp/Bln) Pendapatan/Thn (Rp/Thn) Pendapatan/Kpta (Rp/Kpta/Thn) 1 Usahatani Padi Sawah 5.388.558 16.165.674 4.943.631 2 Luar Sektor Pertanian 2.690.437 32.285.250 9.873.165 Jumlah 8.078.995 48.450.924 14.816.796 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014 Dari Tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga petani responden di Desa Toto Utara sebesar Rp. 8.078.995/bulan dengan pendapatan rumah tangga per tahun sebesar Rp. 48.450.924/tahun atau per kapita pertahun Rp. 14.816.796/kapita/tahun. Pendapatan luar sektor pertanian lebih besar dari pada pendapatan usahatani padi sawah karena pendapatan luar sektor pertanian merupakan jumlah dari beberapa sumber pendapatan seperti PNS, Wiraswasta, Buruh Bangunan dan lain-lain. Pendapatan luar sektor pertanian ini didapat rutin setiap bulan sedangkan untuk pendapatan usahatani padi sawah itu sendiri hanya didapat setiap kali panen saja. Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi Sawah Pengeluaran rumah tangga digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan hidup petani padi sawah yang akan diteliti yaitu dibagi berdasarkan kebutuhan pangan (beras, lauk pauk, garam, gula, kopi, sabun, minyak tanah) dan kebutuhan non pangan yang terbagi atas (rokok/tembakau pendidikan anak, pakaian, kesehatan, menabung, rekreasi, perbaikan rumah, listrik pembelian barang dan pajak bumi dan bangunan). Rata-rata pengeluaran rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Total Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Toto Utara, 2014 No Jenis Pengeluaran Nilai/Tahun (Rp/Tahun) Jumlah Tanggungan Keluarga Nilai/Kpta/Thn (Rp/Kpta/Thn) 1 Pengeluaran Pangan 11.803.364 3,27 3.609.591 2 Pengeluaran Non Pangan 32.467.909 3,27 9.929.024 Jumlah 44.271.273 3,27 13.538.615 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014 Dari Tabel 4 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata total pengeluaran rumah tangga petani responden di Desa Toto Utara sebesar Rp. 44.271.273/tahun dengan pengeluaran per kapita per tahun Rp. 13.538.615/kapita/tahun. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Besarnya pendapatan dan pengeluaran rumah tangga per kapita per tahun petani Desa Toto Utara dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah. Dalam penelitian ini digunakan kriteria kesejahteraan menurut BKKBN dan Sajogyo. a. Tingkat Kesejahteraan Menurut BKKBN Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara sesuai hasil penelitian yaitu dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Tingkat Kesejahteraan Menurut BKKBN Indikator Kesejahteraan BKKBN Desa Toto Utara Keluarga Sejahtera III Sudah dapat memenuhi beberapa indikator, meliputi: - Memiliki tabungan keluarga - Makan bersama sambil berkomunikasi - Mengikuti kegiatan masyarakat - Rekreasi bersama (6 bulan sekali) - Meningkatkan pengetahuan agama - Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah - Menggunakan sarana transporstasi Belum dapat memenuhi beberapa indikator. meliputi : - Aktif memberikan sumbangan material secara teratur - Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. Sebagian besar rumah sudah memiliki listrik disamping itu juga rata-rata rumah petani sudah memiliki rumah beton. Sebagian kecil petani sudah memiliki tabungan dimana 33% atau 11 orang. Rata-rata petani rseponden sudah menggunakan alat-alat transportasi bahkan ada sebagian petani yang memiliki mobil. Sumber: Data Sekunder Setelah Diolah, 2014 Dari Tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa petani yang menjadi responden di Desa Toto Utara menurut tingkat kesejahteraan BKKBN termasuk dalam kategori keluarga "Sejahtera III". Dimana menurut indikator jika rumah tangga petani padi sawah sudah dapat memenuhi beberapa indikator meliputi memiliki tabungan keluarga, makan bersama sambil berkomunikasi, mengikuti kegiatan masyarakat, rekreasi bersama 6 bulan sekali, meningkatkan pengetahuan agama, memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah, serta menggunakan sarana transporstasi. Belum dapat memenuhi beberapa indikator meliputi aktif memberikan sumbangan material secara teratur dan aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. Maka dengan itu rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara sesuai hasil penelitian termasuk pada rumah tangga Sejahtera III. b. Tingkat Kesejahteraan Menurut Sajogyo Suatu rumah tangga dikatakan miskin apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 320 kg beras untuk daerah pedesaan dan 480 kg beras untuk daerah perkotaan diukur dengan nilai daerah setempat. Desa Toto Utara termasuk dalam daerah pedesaan sehingga pengeluaran per kapita per tahun untuk suatu rumah tangga agar tidak dikatakan miskin harus lebih besar dari 320 kg beras atau dengan harga sebesar Rp. 3.200.000. Harga beras pada saat penelitian Rp. 10.000/kg. Bila dilihat dari segi pendapatan dan pengeluaran per kapita per tahun berdasarkan kriteria ini, rumah tangga petani padi sawah termasuk pada kategori tidak miskin. Rata-rata pendapatan per kapita per tahun untuk rumah tangga petani padi sawah adalah setara dengan 1.487 kg beras atau sebesar Rp. 14.875.328/kapita/tahun. Sedangkan untuk rata-rata pengeluaran per kapita per tahun setara dengan 1.354 kg beras atau sebesar Rp. 13.538.615/kapita/tahun Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa rumah tangga petani padi sawah di Desa Toto Utara secara rata-rata memiliki tingkat pengeluaran per kapita per tahun lebih dari 320 kg beras (1.354 kg beras) dengan harga beras per kg Rp. 10.000. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga petani padi sawah responden tergolong "Tidak Miskin" berdasarkan dari kriteria dari Sajogyo. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pendapatan rumah tangga petani padi sawah Desa Toto Utara rata-rata sebesar Rp. 48.642.324/tahun (berasal dari usahatani padi sawah Rp. 16.357.074/tahun dan di luar sektor pertanian Rp. 32.285.250/tahun). Pengeluaran rumah tangga petani padi sawah Desa Toto Utara rata-rata sebesar Rp. 44.271.273/tahun (pengeluaran pangan Rp. 11.803.364/tahun dan pengeluaran non pangan Rp. 32.467.909/tahun). Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah menurut indikator BKKBN dan Sayogyo (1977) termasuk pada indikator keluarga Sejahtera III dan Tidak Miskin. Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah. Perlu dilakukan upaya peningkatan pendapatan rumah tangga melalui pengembangan diversifikasi usahatani. Kepada segenap perangkat desa, supaya membantu petani padi sawah dalam hal modal usaha, bila petani kekurangan modal. Dalam hal ini perangkat desa diharapkan mencarikan pinjaman. Seperti di desa dibangun sebuah koperasi yang gunanya untuk memberi pinjaman modal terhadap petani, karena selama ini petani Desa Toto Utara masih menggunakan dan mencari modal usahanya selama sendiri dan kepada pemerintah desa supaya mewujudkan kesejahteraan dan keadilan secara merata. DAFTAR PUSTAKA Agustin, N. 2012. Analisis konsumsi rumah tangga petani padi dan palawija di Kabupaten Demak. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang. Asriyah, W. 2007. Strategi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui usaha tambak di Desa Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Badan Pusat Statisik Provinsi Gorontalo. 2013. Hasil Sensus Pertanian 2013 Provinsi Gorontalo. Cahyono, S. A., N. A. Jariyah dan Y. Indrajaya. Karakteristik sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga penyadap getah pinus di Desa Somagede, Kebumen, Jawa Tengah. Choliq, A. 2008. Upaya peningkatan pendapatan rumah tangga tani melalui penggunaan padi varietas unggul baru. Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, ISBN 978-979-3450-28-5 Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta. Penerbit ANDI. Hendrik, 2011. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Pulau Besar dan Danau Bawah. Skripsi. Universitas Riau, Riau. Khumairoh. Ismail. dan T. Yulianto. 2013. Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Purse Seine di PPI Bulu Kabupaten Tuban Jawa Timur. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Hal 182-191.
Download berkas

ARSIP

2024
Skripsi tahun 2024
2023
Skripsi tahun 2023
2022
Skripsi tahun 2022
2021
Skripsi tahun 2021
2020
Skripsi tahun 2020
2019
Skripsi tahun 2019
2018
Skripsi tahun 2018
2017
Skripsi tahun 2017
2016
Skripsi tahun 2016
2015
Skripsi tahun 2015
2014
Skripsi tahun 2014
2013
Skripsi tahun 2013
2012
Skripsi tahun 2012
2011
Skripsi tahun 2011