Penulis / NIM
DESRIANTI USMAN / 811418021
Program Studi
S1 - KESEHATAN MASYARAKAT
Pembimbing 1 / NIDN
Dr. LAKSMYN KADIR, S.Pd., M.Kes / 0014037503
Pembimbing 2 / NIDN
AYU ROFIA NURFADILLAH, S.KM., M.Kes / 0005029201
Abstrak
Particulate Matter merupakan sumber emisi terbesar di udara ambient. Sumber PM10 pada meubel berasal dari proses pengamplasan kayu yang bisa menimbulkan dampak seperti batuk, nyeri dada, iritasi mata, bahkan dapat memicu kematian dini. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat risiko pajanan debu kayu pada para pekerja meubel di Kota Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) dengan jumlah sampel 43 pekerja. Lokasi pengambilan sampel udara terdiri dari 43 meubel yang tersebar di 9 kecamatan yang ada di Kota Gorontalo.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa seluruh pekerja pengamplas berjenis kelamin laki-laki, rata-rata umur pekerja 44.65 tahun tahun dan berat badan rata-rata yaitu 55.63 kg. Hasil pengukuran konsentrasi di seluruh lokasi meubel melebihi nilai ambang batas yaitu diatas 0.075 mg/m3. Intake realtime PM10 tertinggi yaitu pada meubel Lupoyo Indah dengan nilai 0.045139915 mg/kg/hari dan terendah yaitu pada meubel Harapan Kita dengan nilai 0.001004594 mg/kg/hari. Hasil perhitungan tingkat risiko (RQ) akibat pajanan PM10 dari 43 meubel terdapat 13 lokasi yang masih masuk dalam kategori aman dan tidak berisiko yaitu dengan nilai RQ � 1. Disarankan kepada pekerja meubel untuk menjaga kebersihan tempat proses produksi dan bisa melakukan pengamplasan di ruang yang lebih terbuka.
Kata Kunci :ARKL, Meubel, PM10
Particulate Matter is the largest source of emissions and ambient air quality. The source of PM10 in furniture comes from sanding wood, which can cause coughing, chest pain, and eye irritation and even trigger premature death. Thisresearch aims to analyze the risk level of wood dust exposure to furniture workers in Gorontalo City.
This research employsQuantitative method with an Environmental Health Risk Analysis (ARKL) approach with a total sample of 43 workers. The air sampling locations consisted of 43 furniture spread over ninesubdistricts in Gorontalo City.
The results indicate that all sanding workers are male, the average age of workers is 44.65 years and the average body weight is 55.63 kg. Meanwhile, the results of concentration measurements in all furniture locations exceeded the threshold value above 0.075 mg/m3. The highest Realtime Intake of PM10is at Lupoyo Indah furniture with a total value of 0.045139915 mg/kg/day and the lowest is at Harapan Kita furniture with a total value of 0.001004594 mg/kg/day. The results of risk level calculations (RQ) due to PM10 exposure from 43 furniture, there are 13 locations that are categorized as safe and not risky, with an RQ� 1. It is recommended that furniture workers keep the production process area clean and able to do the sanding wood process in a more open space.
Keywords:ARKL, Furniture, PM10
Download berkas