Penulis / NIM
TAUFIK DETUAGE / 821414070
Program Studi
S1 - FARMASI
Pembimbing 1 / NIDN
NUR AIN THOMAS, S.Si, M.Si.Apt / 0031128201
Pembimbing 2 / NIDN
MOHAMMAD ADAM MUSTAPA, S.Si., M.Sc / 0022047702
Abstrak
Minyak nilam mengandung terpenoid yang bersifat penolak (repellent) nyamuk. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh nyamuk diantaranya adalah filariasis (kaki gajah), demam berdarah, demam chikungunya dan penyakit kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak nilam (Pogostemon cablin B.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan patch dan untuk mengetahui efektivitas sediaan patch minyak nilam sebagai repellent nyamuk. Penelitian diawali dengan pengolahan sampel dimana sampel minyak nilam diambil dari desa Barakati Povinsi Gorontalo. Proses selanjutnya dilakukan optimasi basis dengan variasi konsentrasi PVP 7%, 8% dan 9%. Penelitian dilanjutkan dengan memformulasikan sediaan patch minyak nilam dengan tipe matriks dengan variasi konsentrasi minyak nilam 10%, 20% dan 30%. Masing-masing formula patch dilakukan evaluasi fisik meliputi uji organoleptis, uji ketebalan, uji keseragaman bobot, uji kelembapan, dan uji ketahanan lipat. Tahap berikutnya dilanjutkan dengan pengujian efetivitas patch repellent nyamuk menggunakan hewan coba kelinci dalam 5 kelompok perlakuan yaitu K- (basis patch), K+ (stiker penolak nyamuk), dan 3 kelompok patch minyak nilam dengan variasi konsentrasi F2a (konsentrasi 10%), F2b (konsentrasi 20%), dan F2c (konsentrasi 30%). Masing-masing kelompok ditempelkan pada pakaian kelinci dan dimasukkan kedalam kotak percobaan yang telah berisi nyamuk betina sebanyak 20 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak nilam dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan patch dengan konsentrasi minyak nilam 20% dalam F2a sudah efektif sebagai repellent nyamuk yang baik selama 8 jam yang telah melewati uji evaluasi fisik meliputi uji organoleptis, uji ketebalan, uji keseragaman bobot, uji kelembapan, dan uji ketahanan lipat.
Patchouli oil contains terpenoid which acts as repellent against mosquitoes. Some disease caused by mosquito are elephantiasis, dengue fever, chikungunya fever and jaundice. This study aims to determine whether patchouli (Pogostemon cablin B.) oil can be formulated into patch dosage and to know the effectiveness of this patch as a mosquitoes repellent. The research begins by processing the sample of patchouli oil taken from Barakati village, Gorontalo Province. The next process is optimising the base with concentration variations of PVP in 7%, 8% dan 9%. Then continued with formulation of the oil patch dosage using matrix method with patchouli oils concentration variations of 10%, 20%, 30%. All formulas are then evaluated physically includes organoleptic test, thickness test, weight uniformity test, moisture test, and fold resistance test. Then, the effectiveness test of mosquitoes repellent patch is conducted on rabbits as the experimental animal in which the formulas divided into 5 treatment groups: K- (base patch), K+ (mosquitoes repellent sticker), and 3 groups of patchouli oil patch with various concentration of F2a (concentration 10%), F2b (concentration 20%), and F2c (concentration 30%). Each group is attached to the rabbit's outfit and put into the experimental cage that has been loaded with 20 mosquitoes. The results show that patchouli (Pogostemon cablin B.) oil can be formulated into patch dosage, in which the concentration of 20% in F2a is effective as a good mosquitoes repellent after passing the physical evaluation test includes organoleptic test, the thickness test, the weight uniformity test, the moisture test, and the fold resistance test.
Download berkas
