Penulis / NIM
SRIANA K. LALIYO / 821416037
Program Studi
S1 - FARMASI
Pembimbing 1 / NIDN
Dr. TETI SUTRIYATI TULOLI, S.Farm. M.Si. Apt / 0020028004
Pembimbing 2 / NIDN
A. MU'THI ANDY SURYADI, M.Farm.,Apt / 0009018801
Abstrak
Gagal ginjal merupakan masalah kesehatan yang signifikan dan secara perlahan-lahan berkembang kearah lebih buruk dan nantinya tidak lagi mampu berkerja sebagaimana fungsinya. Penurunan fungsi ginjal dapat terjadi akibat suatu penyakit, penyakit yang menyerang ginjal itu sendiri dan kelainan dari anatomi ginjal yang ditandai dengan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang kurang dari 60 ml/mnt/1.73m2 selama 3 bulan atau lebih dalam kurun waktu yang sama. Menurut Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of National Kidney Foundation tahun 2016, gagal ginjal kronik memiliki dua penyebab utama yang salah satunya adalah hipertensi. Pemicu hipertensi terjadi pada penyakit gagal ginjal kronik karena kerusakan pembuluh darah dalam ginjal. Jika hipertensi tidak diobati, pemunduran fungsi ginjal tidak dapat dicegah dan membutuhkan terapi penggantian fungsi ginjal yaitu hemodialisa. Gagal ginjal kronis komplikasi hipertensi yang sedang menjalani terapi hemodialisa ini perlu ditinjau lebih jelas karena hal ini mempengaruhi utilitas dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukuran biaya dan nilai utilitas menggunakan instrument EQ-5D-5L (EuroQol-Five Dimensions), VAS (Visual Analog Scale), serta biaya berdasarkan perspektif pasien di RSUD Toto Kabila. Penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner EQ-5D-5L dan EQ-VAS. Subyek penelitian adalah pasien GGK komplikasi hipertensi yang menjalani terapi hemodialisa dan memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapatkan estimasi biaya tiap pasien per satu bulan terapi Rp 490,833 dan biaya produktivitas yang hilang Rp 297,500/pasien tiap bulan. Nilai utilitas berdasarkan set value Indonesia rata-rata 0,45 dan skor VAS 54.
Download berkas