Penulis / NIM
AMNI DELEKI / 821418103
Program Studi
S1 - FARMASI
Pembimbing 1 / NIDN
Dr. WIDYSUSANTI ABDULKADIR, S.Si, M.Si.Apt / 0017127106
Pembimbing 2 / NIDN
MUHAMMAD TAUPIK, S.Farm., M.Sc / 0029068906
Abstrak
Hepatotoksik adalah satu peristiwa yg muncul karena tertumpuknya komponen tidak aman pada hati. Hati yang mengalami kerusakan dapat menyebebkan proses metabolisme tubuh terganggu Andrographis paniculata mengandung andrografolid dan flavonoid yang terbukti berkhasiat untuk meningkatkan fungsi sel hati. Andrographis paniculata (Sambiloto) mengandung andrografolid dan flavonoid yang terbukti berkhasiat untuk meningkatkan fungsi sel hati. Penelitian ini bertujuan untuk efektivitas ekstrak herba sambiloto sebagai hepatoprotektor dengan menggunakan parameter SGOT (serum glutamate oxaloacetic transaminase) dan SGPT (serum glutamic pyrivuc transaminase) yang diambil dari sampel darah hewan coba yakni tikus jantan. Sampel sambiloto yang telah dimanufaktur diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut ethanol 70%. Uji efektivitas hepatoprotektor dilakukan dengan membagi hewan uji ke dalam 5 kelompok uji yang terdiri dari 3 ekor tikus jantan. Semua tikus diberi perlakuan sesuai kelompok uji daintaranya : kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2 (kontrol positif), kelompok 3 (ekstrak sambiloto dosis I) kelompok 4 (ekstrak sambiloto dosis II), dan kelompok 5 (ekstrak sambiloto dosis III). hasil penelitian menunjukan bahwa Ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dosis I (200 mg/kg BB) dosis II (500 mg/kg BB) dosis III (1000 mg/kg BB) dapat memperlihatkan efek hepaprotektor pada tikus jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksikan
parasetamol dengan dosis toksik. Dosis yang memiliki efektivitas yang baik adalah dosis toksik adalah dosis ekstrak (1000 mg/kg BB).
Kata kunci: Sambiloto (Andrographis paniculata), Tikus Jantan, Hepatoprotektor
Download berkas