Penulis / NIM
SOFIAN R. JACOB / 931409161
Program Studi
S1 - MANAJEMEN
Pembimbing 1 / NIDN
IMRAN ROSMAN HAMBALI, S.Pd., SE., MSA / 0023087004
Pembimbing 2 / NIDN
HAIS DAMA, SE, M.Si / 0005037306
Abstrak
ABSTRAK
Sofian R. Jacob. 2015. Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja terhadap Peningkatan Usaha Pada Koperasi Di Kota Gorontalo. Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Imran R. Hambali,S.Pd,SE,M.SA, dan Pembimbing II Hais Dama, SE, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja terhadap Peningkatan Usaha Pada Koperasi Di Kota Gorontalo.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui angket, observasi dan wawancara.
Hasil penelitian pengelolaan modal kerja dengan peningkatan usaha menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada meningkatnya usaha koperasi. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh pengelolaan Modal Kerja sebesar 96.27 %. Tingkat koefisien ini menunjukkan bahwa pengelolaan Modal Kerja memiliki pengaruh yang kuat terhadap peningkatan usaha di Koperasi Kota Gorontalo.
Kata Kunci : Pengelolaan Modal Kerja, Peningkatan Usaha
1
PENGESAHAN ARTIKEl
2
PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP PENINGKATAN USAHA PADA KOPERASI DI KOTA GORONTALO
sofyan.88@gmail.com Imran R. Hambali, Hais Dama,
Sofian R. Jacob 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja terhadap Peningkatan Usaha Pada Koperasi Di Kota Gorontalo. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui angket, observasi dan wawancara. Hasil penelitian pengelolaan modal kerja dengan peningkatan usaha menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada meningkatnya usaha koperasi. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh pengelolaan Modal Kerja sebesar 96.27 %. Tingkat koefisien ini menunjukkan bahwa pengelolaan Modal Kerja memiliki pengaruh yang kuat terhadap peningkatan usaha di Koperasi Kota Gorontalo. Kata Kunci : Pengelolaan Modal Kerja, Peningkatan Usaha
1 Imran R. Hambali,S.Pd,SE,M.SA selaku dosen pada Jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo; Hais Dama, SE, M.Si; dan Ade Saputra selaku Mahasiswa Jurusan Ekonomi.
3
PENDAHULUAN Pengelolaan modal kerja yang baik akan lebih memperlancar aktivitas koperasi dalam meningkatkan usaha untuk mencapai keuntungan yang diharapkan. Likuiditas sangat diperlukan oleh sebuah Koperasi sebagai jaminan pemenuhan seluruh kewajiban jangka pendeknya. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi Koperasi, agar dapat mempertahankan likuiditasnya yang sangat berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja yang akan digunakan koperasi untuk mencapai kentungan yang diharapkan dalam meningkatkan usaha. Pengelolaan modal kerja sangat penting karena menyangkut penetapan kebijakan modal kerja maupun pelaksanaan kebijakan modal kerja tersebut dalam operasi sehari-hari. Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi resiko. Pengelolaan modal kerja yang baik merupakan tanggung jawab setiap pimpinan atau manajer koperasi, sehingga dalam setiap penggunaan modal kerja koperasi dapat tercapai suatu keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaan modal kerja tersebut. Aktivitas permodalan koperasi merupakan serangkaian kegiatan-kegiatan mencari, memperoleh, dan menyediakan modal dengan biaya minimal serta menggunakannya seefisien mungkin berdasarkan sendi-sendi dasar koperasi. Modal merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kemajuan usaha koperasi dan berkaitan erat dengan indikator lainnya seperti volume usaha, skala usaha (termasuk keanekaragaman usaha) dan tingkat penerapan teknologi. Permodalan koperasi menurut UU No. 17 Tahun 2012 terdiri atas; Modal Sendiri atau modal yang mengandung resiko (equity) yang berasal dari simpanan-simpanan, Simpanan pokok, Simpanan wajib dan Dana cadangan. Sedangkan Modal Pinjaman berasal dari para anggota sendiri atau dari koperasi lain atau dari lembaga-lembaga keuangan/bank serta Modal penyertaan atau modal yang bersumber dari pemerintah atau dari masyarakat dalam bentuk investasi. Oleh sebab itu peran manajer beserta stafnya sangat menentukan dalam mengelola modal yang mendukung aktivitas koperasi secara efektif dan efisien sehingga dapat mencapai hasil yang seoptimal mungkin sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan nilai usaha koperasi.
Berdasarkan Observasi awal bahwa Koperasi Di Kota Gorontalo memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dibayar, salah satunya adalah kewajiban jangka pendek, yaitu hutang usaha, obligasi dan surat utang, hutang pajak, beban yang masih harus dibayar, Gaji Karyawan, hutang
4
lancar lainnya, dan hutang jangka panjang yang jatuh tempo. Belum lagi terdapat modal pinjaman dari para anggota sendiri atau dari koperasi lainnya juga dari lemba keuangan bank. Serta modal penyertaan yang berupa Investasi dari Pemerintah atau masyarakat yang harus dikelola dengan baik dan efektif demi keberlangsungan kinerja koperasi di masa mendatang. Diharapkan dengan adanya pengelolaan modal kerja yang efektif dapat membackup seluruh kewajiban-kewajiban koperasi serta dapat meningkatkan hasil usaha koperasi. Maka berkaitan dengan hal tersebut, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skrispsi dengan menitik beratkan pada judul Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja terhadap Peningkatan Usaha Pada Koperasi Di Kota Gorontalo. Adapun identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Koperasi Di Kota Gorontalo mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dibayar yaitu hutang usaha, hutang pajak, beban yang masih harus dibayar, Gaji Karyawan, hutang lancar lainnya, dan hutang jangka panjang yang jatuh tempo. obligasi dan surat utang, modal pinjaman dan modal penyertaan
2. Hasil usaha Koperasi belum memadai untuk memenuhi kebutuhan operasi dan membackup seluruh kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawab koperasi.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: "apakah pengelolaan modal kerja berpengaruh terhadap peningkatan usaha pada Koperasi Di Kota Gorontalo? KAJIAN TEORITIS Dalam suatu perusahaan, pengelolaan mempunyai arti penting karena perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan yang baik dapat memberikan proses kemajuan yang cepat bagi perusahaan, sebaiknya pengelolaan yang tidak baik akan memberikan dampak yang buruk bagi kemajuan perusahaan. Pengelolaan sendiri merupakan usaha manajemen yang bergerak dalam suatu kegiatan tertentu dan meliputi pengambilan keputusan, teknik teknik dan prosedur yang dipilih untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Riyanto, (2001) mengemukakan defenisi modal sebagai "kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat di dalam neraca sebelah debet, sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan". sedangkan menurut Munawir modal kerja adalah kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya (Munawir, 2001)
Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tanpa adanya modal kerja perusahaan tidak
5
dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran suatu modal kerja yaitu sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. Semakin cepat masa perputaran modal kerja maka semakin efisien penggunaan modal kerja tersebut dan mengakibatkan investasi pada modal kerja semakin kecil. Oleh karena itu pihak perusahaan dituntut mengelola modal kerja dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari modal kerja itu sendiri. Selain itu juga perusahaan harus memperhatikan sumber dana untuk memenuhi modal kerja tersebut. Menurut Weston dan Brigham (2000) dalam bukunya "Dasar-Dasar- Manajemen Keuangan"(terjemahan Jaka Wasana & Korbrandoko) bahwa: "Modal kerja adalah investasi perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan". Definisi yang dikemukakan oleh Kolb (2000) dalam buku "Principle Of Financial Management" juga tidak jauh berbeda dari definisi diatas, yaitu: "Working capital is the investment of the firm in short-term or current assets, which includes cash, marketable securities, account receivable, short-term notes receivable, inventories, and in some firms, expense prepayments". Modal kerja menurut Sawir (2005) menyatakan bahwa: "Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari." Sedangkan Ketiga definisi diatas, menunjukkan bahwa modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Pengelolaan modal kerja adalah suatu hal yang penting untuk dianalisis, bagaimana perusahaan berperilaku terhadap pemenuhan kerja tersebut. Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari
Mekanisme dan cara penghimpunan modal pada koperasi tidak sama dengan cara penghimpunan modal pada perusahaan secara umum. Pada koperasi ketentuan yang mengharuskan adanya minimum modal pada waktu didirikan tidak ada, kecuali untuk KSP dan Unit Simpan Pinjam (USP). Adanya ketentuan seperti itu tidak menggembirakan dan banyak ditentang oleh kalangan KSP dan USP, .karena dianggap memberatkan. Kebiasaan penghimpunan simpanan berangsur secara berkala menyulitkan mekanisme penambahan modal yang diperlukan pada waktu tertentu. Simpanan pokok merupakan syarat keanggotaan yang dibayar waktu masuk menjadi anggota,
6
yang umumnya dalam jumlah kecil. Simpanan wajib dibayar secara berkala, bulanan atau musiman, memakan waktu lama untuk mencapai jumlah tertentu. Selain itu juga disebabkan karena umumnya anggota koperasi tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan dalam jumlah yang besar. Pengelolaan modal kerja dalam penelitian ini lebih ditekankan pada segala sumber daya modal yang dimiliki oleh koperasi simpan pinjam dalam memenuhi kebutuhan modal para anggotanya (termasuk masyarakat umum) sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan hidupnya Mengelola bisnis usaha kecil tidak ada bedanya dengan mengelola perusahaan besar. Penyebabnya adalah kedua-duanya memerlukan keseriusan, kerja keras dan efektif guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pencapai tujuan yang dimaksud tercermin pada hasil capai (kinerja). Kinerja berkaitan dengan semangat karyawan di dalam menjalankan fungsinya secara baik dan benar. Faktor kunci yang terkait dengan pertumbuhan perusahaan kecil, menurut Storey (dalam Mazzarol, Tim., et all (2009) bahwa karakteristik manajer perlu dipahami ketika mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan kecil tapi 'karakteristik dan sifat perencanaan strategis perusahaan dan proses manajemen juga penting. Para peneliti pertumbuhan perusahaan kecil seperti Kemp dan Verhoeven, (dalam Mazzarol, Tim. et. All ; 2009) telah mengadopsi beberapa teori dengan perbedaan sudut fokus, termasuk life cyrcle atau model tahap kehidupan bisnis, yang menunjukkan perusahaan bergerak melalui berbagai tahapan, seperti transisi dari awal sampai dengan jatuh tempo, teori berbasis sumber daya perusahaan dan orientasi model kewirausahaan pemilik - manajer. Demikian pula Mazzarol, Tim., et all (2009) mengemukakan bahwa kontribusi utama dari teori siklus kehidupan adalah pengakuan bahwa tantangan manajerial yang dihadapi manager bervariasi dari tahap kehidupan ketahap kehidupan berikutnya, dengan terus meningkat ketingkat yang lebih rumit sebagai sebuah organisasi yang tumbuh. Oleh sebab itu manajer atau pengusaha perlu menyesuaikan perilaku manajerial menjadi lebih formal dalam hal perencanaan operasional dan strategis, akhirnya mengembangkan manajemen tim tingkat menengah dan dewan manajemen. Berbicara tentang faktor perilaku manajerial, Lennik (2004;185) mengemukakan "ketika pengusaha kurang memiliki tingkat kompetensi moral yang konsisten, bisnisnya biasanya terputus-putus atau gagal sama sekali, bahkan model bisnis yang luar biasa tidak dapat bertahan hidup tanpa kepemimpinan moral yang kompeten". Pengusaha yang ingin sukses harus menguasai bukan hanya tantangan bisnis, tetapi harus menyelaraskan bisnisnya dengan prinsip-prinsip integritas, tanggungjawab, kasih sayang dan pengampunan. Mazzarol, Tim. et. all (2009) mengemukakan "Faktor yang menentukan kapasitas perusahaan kecil untuk tumbuh adalah kompetensi
7
manajer, orientasi kewirausahaan dan keterampilan perencanaan strategis dan seberapa baik pengelolaan sumberdaya yang tersedia untuk bisnis". Demikian pula Moran, Kotey dan Meredith (dalam Mazzarol, Tim et all ; 2009) mengemukakan alasan mengapa manajer usaha bisa membuat keputusan untuk mengembangkan bisnis yang berfokus pada karakteristik psikologis atau kepribadian...beberapa bukti mendukung hubungan antara fokus pertumbuhan dan orientasi strategis manajer dan karakter kewirausahaan, sebagai contoh, ada hubungan antara kebutuhan manajer untuk pencapaian dan orientasi pertumbuhan. Untuk menjalankan usaha koperasi tentunya dibutuhkan modal yang tentunya juga harus dikelola secara efisien, piutang dan persediaan harus dimonitor dan dikendalikan secara seksama. Hal ini sangatlah penting untuk koperaso yang sedang berkembang dengan pesat, karena investasi pada kedua aktiva ini cepat sekali berubah dan sulit dikendalikan. Kelebihan jumlah aktiva lancar dapat berakibat pada realisasi pengembalian investasi. Namun perusahaan dengan aktiva lancar yang lebih sedikit dapat menimbulkan kekurangan dan kesulitan dalam pelaksanaan operasional. Modal kerja mendasari dua keputusan penting perusahaan, yaitu tingkat optimal dari investasi pada aktiva lancar dan perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Keputusan-keputusan tersebut mempengaruhi hasil-hasil yang diharapkan yaitu laba. Dengan demikian koperasi dalam hal ini manajemen harus dapat memperkirakan kebutuhan modal kerjanya. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi keadaan dimana modal kerjanya banyak yang menganggur, atau sebaliknya dimana modal kerja yang tersedia lebih kecil daripada modal kerja yang dibutuhkan sehingga akan mengakibatkan terganggunya kegiatan koperasi. Pengelolaan Modal kerja koperasi sangat menentukan kontinuitas usahanya. Kelebihan atau kekurangan pengelolaan modal kerja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kelebihan pengelolaan modal kerja dapat menunjukan adanya dana yang tidak produktif sehingga kesempatan memperoleh laba yang lebih besar jadi terhambat. Sedangkan kekurangan pengelolaan modal kerja akan menghambat kelancaran usaha koperasi karena tidak tersedianya dana yang dibutuhkan dengan segera. Adanya modal kerja yang cukup serta digunakan dengan efektif untuk menjalankan kegiatan usaha koperasi. Dana dalam bentuk modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat masuk kembali pada koperasi dalam waktu yang pendek melaui hasil usaha simpan pinjam. Uang yang masuk dari hasil penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan selanjutnya.
8
Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama perusahaan masih beroperasi. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat dimana kas diinvestasikan kedalam komponen-komponen pengelolaan modal kerja untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasi koperasi sehari-hari sampai pada saat dimana modal kerja masuk kembali ke dalam perusahaan dalam bentuk laba. Semakin pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputarannya dan semakin tinggi tingkat laba yang akan dihasilkan perusahaan. Perputaran modal kerja yang baik adalah lebih dari satu kali per tahun, karena dengan demikian lamanya perubahan kas menjadi modal kerja kembali tidak lebih dari satu tahun. Lamanya periode perputaran modal kerja tergantung pada berapa lama periode perputaran dari komponen modal kerja, yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Komponen modal kerja yang mempunyai perputaran hanya kas, piutang, dan persediaan. Hal ini dikarenakan ketiga komponen modal kerja tersebut erat kaitannya dengan penjualan. Apabila perusahaan tidak menjual persediaan baik secara tunai maupun secara kredit, maka tidak ada penerimaan kas dari penjualan dan tidak ada piutang, dalam hal ini piutang dagang. Apabila piutang tidak dikumpulkan, maka tidak ada penerimaan kas dari piutang. Koperasi harus memperkirakan kebutuhan modal kerjanya. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi keadaan dimana modal kerja yang tersedia lebih besar daripada yang dibutuhkan, sehingga modal kerja banyak yang tidak dimanfaatkan atau dalam keadaan menganggur, atau sebaliknya, dimana modal kerja yang tersedia lebih kecil daripada modal kerja yang dibutuhkan sehingga akan mengakibatkan terganggunya kelancaran operasi perusahaan. Untuk menilai keefektifan modal kerja dari kegiatan operasi perusahaan dapat digunakan rasio antara total penjual dengan jumlah modal kerja yang disebut dengan perputaran modal kerja (working capital turnover). Perbandingan ini menunjukan afektivitas perusahaan dalam menggunakan modal kerja untuk memperoleh penerimaan. Masalah modal kerja dan laba di dalam suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena modal kerja dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan operasi, dan perusahaan menjalankan kegiatan operasi tersebut dengan maksud untuk mendapatkan laba. Apabila modal kerja yang terdapat dalam perushaan digunakan debngan efektif dan efisien (modal kerja tidak ada yang menganggur dan perputarannya cepat), maka kesempatan perusahaan untuk mendapatkan laba pun akan semakin besar. Peningkatan usaha merupakan suatu cara dari setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sedang dijalankan oleh seorang pengusaha, baik sekarang maupun yang akan datang dengan memberikan
9
informasi-informasi jang dibutuhkan dengan mempengaruhi sikap ataupun menambah percakapan-percakapan dalam mencapai suatu maksud yaitu untuk lebih meningkatkan suatu itsaha dari yang sudah baik, menjadi lebih baik lagi dengan menambah perluasan bri pada kegiatan menggerakkan pikiran-pikiran, tenaga untuk dapai mencapai suatu maksud tertentu. Setiap peningkatan usaha, dari setiap organisasi termasuk organisasi perusahaan dapat dilihat dari ukuran keberhasilan jenis program kegiatan dari organisasi bersangkutan. Setiap jenis perusahaan dalam bentuk yang bagai mana selalu berusaha sedapat mungkin untuk meningkatkan usahanya. Kita ketahui bahwa dalam hal peningkatan usaha dari suatu perusahaan yang bersangkutan. Keberhasilan program kegiatan dari suatu perusahaan ditunjang oleh beberapa faktor yang mendukung peningkatan usaha tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan antara lain : a. Modal Modal merupakan salah satu indikator manusia yang sesungguhnya, oleh karena itu hampir semua orang menduga bila ada kekurangan modal dapat diartikan sebagai suatu pertanda menurunnya usaha manusia. Modal tak akan mempunyai. makna apapun seandainya manusia tidak mengambil keputusan sikap tertentu atau .bahwa modal akan berfungsi bila dikelola melalui suatu sistem manajemen. Modal merupakan syarat mutlak dalam perkembangan usaha dalam berbagai bentuk jenis kegiatan perusahaan yang dapat menghasilkan jasa-jasa maupun produksi yang Benentu. b. Kualitas Produksi Untuk memperbesar arus barang dari produsen kekonsumen, maka setiap pengusaha tidak hanya dituntu membuat atau menghasilkan barang yang sesuai selera konsumen, tetapi dituntut pula agar barang yang dihasilkan kualitasnya fcarus terjamin dan jangan sampai turun mutunya, kualitas barang hasil produksi yang selalu dijaga dan dipertahankan mutunya oleh suatu perusahaan, membuat langganan tetap menyenangi barang-barang hasil produksi perusahaan yang bersangkutan, seperti pcrusahaan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan jumlah langganannya, Dengan kualitas barang hasil produksi tetap tejamin membuat langganan segan untuk memilih barang hasil produksi yang lain. Setiap pengusaha selalu memperhatikan dan mengawasi kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas barang hasil produksinya, melalui penyedian barang bahan baku sampai barang tersebut ditangan konsumen/anggota koperasi. c. Kuantitas Produksi Salah satu faktor turut meneutukan/menjamin kualitas barang hasil produksi dari suatu perusahaan seperti minyak kelapa dengan jalan
10
membatasi jumlah barang yang beredar dipasaran, maksudnya jangan sampai barang yang ada disalah satu permintaan jauh melampaui jumlah permintaan-permintaan pasar yang akibatnya kualitas barang menjadi berkurang (rusak) karena tidak habis terjual. Segala tindakan perusahaan dalam membatasi jumlah beredar dipasaran ini tidak berarti perusahaan membatasi hasil produksinya, sebab jumlah hasil produksi pada sesuatu merupakan salah satu faktor yang turut menunjang peningkatan usaha. Jadi perusahaan yang ingin meningkatkan usahanya, maka pengusaha yang bersangkutan dapat menempuh dengan jalan meningkatkan kualitas produksinya. Meningkatkan kualitas, maka pengusaha dapat memperluas pemasarannya, selanjutnya dengan meningkatkan kualitas. Produksi dan perkembangan pemasaran seterusnya dapat meningkatkan keuntungan bagi pengusaha yang bersangkutan. Bila kualitas barang hasil produksi sudah meningkat disertai dengan pemasarannya maka tentu pemasaranpun meningkat. Hal ini dapat memberikan kesempatan yang baik bagi pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 menghendaki agar koperasi dibina dan dikembangkan. Pembangunan koperasi merupakan bagian dari pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat. Maka pembangunan koperasi harus dilaksanakan di seluruh pelosok tanah air. Adapun usaha koperasi simpan pinjam yaitu sebagai berikut: 1. Simpanan Koperasi Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib di bayarkan pada koperasi saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama masih menjadi anggota. Simpanan Wajib Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama masih menjadi anggota. 2. Pinjaman Koperasi Pinjaman Koperasi adalah pinjama nasabah yang harus dibayar oleh nasabah koperasi sesuai akad ketentuan waktu yang disepakati, yang memiliki ketentuan bungan pinjaman sesuai peraturan koperasi. Sehingganya Koperasi harus sanggup meningkatkan usaha masyarakat, dengan demikian dapat mengoperasikan usaha-usaha rakyat. Usaha mencapai bidang produksi pangan, penyaluran keperluan rakyat, memasarkan hasil produksi dan Iain-lain.
11
METODE PENELITIAN Objek penelitian adalah elemen terpenting dalam melakukan setiap penelitian, Adapun objek penelitian dalam penelitian ini yaitu pengelolaan modal kerja dan peningkatan Usaha di Koperasi Di Kota Gorontalo Adapun dalam penelitian menetapkan lokasi penelitian yakni pada Koperasi Di Kota Gorontalo. Dengan mengambil lokasi beberapa koperasi yang ada di Gorontalo dengan dasar penetapan tempat ini mudah dijangkau dalam proses pengumpulan data Penelitian ini akan dilaksanakan selama + 3 (Tiga) bulan mulai dari April sampai dengan bulan Juni yang terdiri dari pengumpulan data sampai penyusunan laporan hasil penelitian. Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin dari hasil menghitung atau pengukuran, kualitatif maupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota perkumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya'. Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di Koperasi Di Kota Gorontalo yaitu sebanyak 233 Koperasi (Terlampir). Dipertegas lagi bahwa "penentuan sampel tergantung dari kemampuan peneliti (waktu, tenaga dan dana), sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, serta besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti", Arikunto (2002:112). Pengambilan sampel dalam penelitin ini diadakan melalui random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi Oleh karena itu, jumlah sampel yang diambil 20% dari populasi. Didasarkan teknik pengambilan sampel tersebut maka jumlah sampel yaitu 47 koperasi. .Untuk mendapatkan beberapa data dan informasi penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Dalam rangka pengajuan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, maka digunakan analisis statistik secara Regresi sederhana dan koefisien korelasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dikemukakan pembahasan hasil penelitian yang mengacu ada pokok permasalahan, dan hasil analisis dekriptif dan hipotesis sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya.
Tersedianya modal yang segera dipergunakan dalam operasi perusahaan/koperasi tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti kas, piutang, dan persediaan. tetapi modal harus cukup jumlahnya dalam arti mampu membiayai. pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Karena dengan modal yang cukup akan
12
menguntungkan bagi perusahaan atau koperasi. Disamping itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan atau koperasi tidak mengalami kesulitan keuangan juga akan memberikan keuntungan. Dengan memperhatikan uraian tersebut diatas, jelaslah bahvva pengelolaan modal sangat penting sekali dalam suatu perusahaan atau koperasi. Hal tersebut dilakukan agar perkembangan usaha mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan. Untuk menangani modal kerja agar tidak berlebihan dan kekurangan modal kerja, diperlukan adanya modal kerja dengan merencanakan dan menganggarkan dana yang digunakan untuk membiayai operasi rutin koperasi. Tujuan pengelolaan modal kerja pada dasarnya adalah untuk melihat sejauh mana efisiensi pengelolaan modal kerja dalam suatu koperasi, sehingga dapat diketahui perkembangan dan pertumbuhan koperasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan bahwa variabel Pengelolaan Modal Kerja pada Karyawan di Koperasi Kota Gorontalo sangat menunjukkan pengaruh terhadap Peningkatan usahanya, karena sangat dirasakan pada kegiatan koperasi di mana antara Pengelolaan Modal Kerja yang dilakukan sangat menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan usaha. Dengan gambaran tersebut dapat dijelaskan bahwa Peningkatan usaha di Koperasi Kota Gorontalo dipengaruhi oleh Pengelolaan Modal Kerja di Koperasi. Pengelolaan Modal kerja koperasi sangat menentukan kontinuitas usahanya. Kelebihan atau kekurangan pengelolaan modal kerja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kelebihan pengelolaan modal kerja dapat menunjukan adanya dana yang tidak produktif sehingga kesempatan memperoleh laba yang lebih besar jadi terhambat. Sedangkan kekurangan pengelolaan modal kerja akan menghambat kelancaran usaha koperasi karena tidak tersedianya dana yang dibutuhkan dengan segera. Adanya modal kerja yang cukup serta digunakan dengan efektif untuk menjalankan kegiatan usaha koperasi. Dana dalam bentuk modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat masuk kembali pada koperasi dalam waktu yang pendek melaui hasil usaha simpan pinjam. Uang yang masuk dari hasil penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan selanjutnya.
Indikator yang mempengaruhi peningkatan usaha sangat tergantung dari Pengelolaan Modal Kerja yang dimiliki koperasi. Dengan Pengelolaan Modal Kerja yang baik menentukan dalam meningkatkan Peningkatan usaha, karena dengan adanya Pengelolaan Modal Kerja, maka akan semakin meyakinkan Karyawan tentang koperas. Sebaliknya bila Pengelolaan Modal
13
Kerja kurang, maka akan berdampak pada menurunnya minat dan semangat Karyawan sehingga berpengaruh peningkatan usaha. Berdasarkan hasil penelitian pada Karyawan di Koperasi Kota Gorontalo, diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan Modal Kerja menjadi faktor yang sangat mempengaruhi Peningkatan usaha. dengan nilai 0,9627 atau 96,27 %. Pengaruh yang ditimbulkan oleh Pengelolaan Modal Kerja menunjukkan sebuah pengaruh yang positif. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa tanpa adanya Pengelolaan Modal Kerja yang baik akan berakibat pada menurunnya peningkatan usaha. Menurut Munawir (2001) tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada type atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki. Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasional perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan memberikan beberapa keuntungan modal kerja Dengan demikian koperasi dalam hal ini manajemen harus dapat memperkirakan kebutuhan modal kerjanya. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi keadaan dimana modal kerjanya banyak yang menganggur, atau sebaliknya dimana modal kerja yang tersedia lebih kecil daripada modal kerja yang dibutuhkan sehingga akan mengakibatkan terganggunya kegiatan koperasi. Untuk menjalankan usaha koperasi tentunya dibutuhkan modal yang tentunya juga harus dikelola secara efisien, piutang dan persediaan harus dimonitor dan dikendalikan secara seksama. Hal ini sangatlah penting untuk koperasi yang sedang berkembang dengan pesat, karena investasi pada kedua aktiva ini cepat sekali berubah dan sulit dikendalikan. Kelebihan jumlah aktiva lancar dapat berakibat pada realisasi pengembalian investasi. Namun perusahaan dengan aktiva lancar yang lebih sedikit dapat menimbulkan kekurangan dan kesulitan dalam pelaksanaan operasional. Modal kerja mendasari dua keputusan penting perusahaan, yaitu tingkat optimal dari investasi pada aktiva lancar dan perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Keputusan-keputusan tersebut mempengaruhi hasil-hasil yang diharapkan yaitu laba. Pada akhirnya dapat dikemukakan bahwa variabel bebas yang di analisis yaitu Pengelolaan Modal Kerja menunjukkan pengaruh terhadap Peningkatan usaha di Koperasi Kota Gorontalo, dengan asumsi faktor di luar daripada variabel-variabel yang diteliti dianggap konstan atau tidak berubah.
14
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis yang diuraikan dalam bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Pengelolaan Modal Kerja dengan peningkatan usaha menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada meningkatnya usaha koperasi. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh pengelolaan Modal Kerja sebesar 96.27 %. Tingkat koefisien ini menunjukkan bahwa pengelolaan Modal Kerja memiliki pengaruh yang kuat terhadap peningkatan usaha di Koperasi Kota Gorontalo Saran Mengacu pada hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Pimpinan Koperasi Kota Gorontalo agar lebih memperhatikan modal kerja dengan melihat sumber modal kerja dan lebih memperhatikan kas koperasi serta surat-surat berharga agar dapat memenuhi tanggung jawab Koperasi kepada konsumen.
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji faktor lain yang kiranya dapat mempengaruhi peningkatan usaha khususnya di Koperasi Kota Gorontalo DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka Cipta. Jakarta Badu Syamsu Qamar, 2003, Metode Penelitian Kantitatif (Pendekatan Aplikatif), Nurul Jannah, Gorontalo Barlian., S. Sundjaja, Ridwan dan, Inge. 2003. Manajemen Keuangan. Jilid Ke 2. Burton A. Kolb, 2000. Principle Of Financial Management, New York : John Wiley & Sons. Darsono, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Ed.I,Andi, Yogyakarta.
Galeriukm (2007). Meningkatkan Kinerja Usaha. http://swa.co.id/2007/03 Ghazali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BP Undip. Semarang.
15
Hans H. Munkner, 2001. Penemuan kembali Koperasi dalam Kebijakan Pembangunan, Jakarta: PGI Horne, James C.Van dan John M.Wachowicz.1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku I, Salemba Empat, Jakarta Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, Yogyakarta; BPFE Lennick, Doug., Fred Kiel, Ph.D. (2004). Moral Intelligence: Enhancing Business Performance and Leadership Success. PEARSON EDUCATION, INC. Wharton University of Pensilvania Mamduh, Hanafi. 2003. Analisis Laporan Keuangan. YKPN, Yogyakarta Martono, SU, 2003. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia.
Mazzarol, Tim., Sophie Reboud., Geoffrey N. Soutar (2009). Strategic planning in growth oriented small firms. www.emeraldinsight.com/1355-2554.htm Mulyadi dan Supriyono 2003. Akuntansi Manajemen . Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Novkovic, Sonja.,Vania Sena. Ed. (2007). Cooperative in Global Market : Incidence, Viability, and Economic Performance. Advances in the Economic Analysis of Participatory and Labor-Managed Firms, Volume 10. Nurfarhana, Anna. 2013 Pengaruh Modal Kerja Dengan Laba Usaha Koperasi Pada Koperasi Serba Usaha Sejati Mulia. Jakarta: Universitas Indraprasta PGRI. Riyanto. Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ke empat, BPFE ,Yogyakarta. Rully Indrawan, 2004. Ekonomi Koperasi, (Ideologi, Teori dan Praktek Berkoperasi), Lemlit UNPAS, Bandung
Download berkas