SCIENTIFIC WORK

Author
Yuszda K. Salimi
Subject
- Sains
Abstract
Penelitian ini merupakan upaya eksplorasi/karakterisasi dan mengungkap keunggulan senyawa metabolit sekunder daun binahong yang tumbuh di Gorontalo. Hasil penelitian dapat memberikan tambahan ”data base” flavonoid tanaman obat yang berpotensi sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi ilmiah potensi senyawa bioaktif yang terkandung dalam daun binahong yang tumbuh di Gorontalo sebagai antioksidan dan antiinflamasi, sehingga pemanfaatannya sebagai tumbuhan obat dapat dioptimalkan. Target khusus terfokus pada hubungan aktivitas biologis dengan senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan binahong yang tumbuh di Gorontalo. Warisan tumbuhan obat yang telah turun temurun di kalangan masyarakat Gorontalo secara ilmiah dapat dibuktikan dari pengujian hayati sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Tujuan jangka panjang untuk mendapatkan isolat murni melalui teknik pemisahan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi akan menjawab secara ilmiah potensi tumbuhan tersebut. Tahun pertama penelitian ini telah dilakukan ekstraksi & isolasi komponen bioaktif dari daun binahong dengan metode ekstraksi dan fraksinasi. Ekstrak dan fraksi aktif daun binahong selanjutnya telah diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrasil) dan toksisitas dengan metode BSLT. Hasil penelitian tahun pertama,ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi adalah ekstrak etil asetat. Tingginya aktivitas antioksidan pada ekstrak etil asetat didukung oleh uji fitokimia dan kandungan fenolik total. Uji fitokimia pada ekstrak etil asetat positif mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, steroid dan triterpenoid dengan intensitas yang paling tinggi di antara semua fraksi. Hasil analisis kandungan fenolik total tertinggi terdapat pada ekstrak etil asetat memiliki total fenolik yang paling tinggi yaitu 93,98±0,30 mg GAE/g . Ekstrak metanol memiliki total fenolik sebesar 90,59±0,75 mg GAE/g. Sedangkan n-heksan memiliki total fenolik yang paling kecil yaitu 84,64±1,59 mg GAE /g. Tahun kedua penelitian, identifikasi senyawa aktif flavonoid dihasilkan dari ekstrak metanol setelah dianalisis dengan spektrofotometri infra red (IR). Ekstrak etil asetat daun binahong dilakukan pemisahan untuk mendapatkan isolat murni melalui teknik kromatografi. Fraksi yang prospektif adalah fraksi dengan no 8, 64, 67, 68, 71, 76, 83, 94, dan 107. Pengujian efek antiinflamasi pra-klinis dilakukan secara in vivo pada tikus putih jantan galur wistar. Inflamasi menggunakan karagenan sebagai penginduksi bengkak pada telapak kaki kanan tikus putih jantan. Fraksi-fraksi aktif yang lebih kuat akan dilakukan pemisahan untuk mendapatkan isolat murni melalui teknik kromatografi. Fraksi etil asetat mampu menghambat inflamasi. Isolat murni yang prospektif ditentukan strukturnya melalui studi spektroskopi. Uji spektroskopi yang dilakukan dengan UV–Vis, dan IR menunjukkan senyawa yang terkandung dalam daun binahong menunjukkan serapan melebar pada daerah bilangan gelombang 3339,28 cm-1 adalah serapan uluran O-H yang diduga adalah senyawa flavonoid.
Publisher
UNG
Contributor
Yuszda K Salimi, Nurhayati Bialangi
Publish
2015
Material Type
LAPORAN PENELITIAN
Right
-
This files has been downloaded 774 times
Download